Interested in the one-eyed female general so I joined the White Wolf Knight Order, but it turned into a harem?! : Chapter 1 Bahasa Indonesia

Translator : Maou Editor : Hyuto

Chapter 1 : Di Hutan 1


—— Di dalam hutan, terdapat sebuah desa yang terisolasi.


Untuk menjaga desa pinggiran dari iblis, terdapat pagar kayu di luar desa, dan seperti rumah khas, itu terbuat dari kayu.
Atapnya terbuat dari jerami, dan itu bisa bertahan dari hujan dan salju.
Untuk sebuah desa yang jauh dari kota, hanya ada satu penginapan di sini.
Karena di sini tidak dekat dengan kota, hanya ada segelintir orang yang datang dan pergi.
Hanya satu hal yang bisa dibanggakan dari desa ini, mungkin ini jalan batu yang tersebar di sekitar.


Ada sebuah gubuk yang berada cukup jauh dari desa.
Seorang anak tinggal di sana.
Dia sangat dekat dengan para penduduk, kapanpun mereka bertemu, dia seketika menunjukkan senyum ramahnya.
Dia satu-satunya “orang ganteng” di desa itu.
Anak itu memiliki sebuah impian besar.
Impiannya adalah, dia ingin menjadi seorang ksatria di negeri ini.
Karena itu, dia menyimpan uang untuk pergi ke Ibukota Arudeshiru, kota Ruen.


Setiap hari, dia menebang pohon, memprosesnya menjadi kayu untuk diolah, dan menjualnya ke tukang kayu atau pengepul yang datang secara teratur untuk membelinya.
Sedangkan untuk kayu yang tersisa, dia jadikan kayu bakar.
Kayu bakar itu akan dijual ke penduduk desa, dan aku berpikir untuk menyimpan sedikit demi sedikit beberapa emas melalui pertukaran. (E.N: entah kenapa pakai ‘aku’ padahal pake sudut pandang orang ketiga)
Alasan mengapa dia menjadi penebang adalah untuk melatih kekuatannya.
Ketika kau menggunakan kapak berat tiap harinya, kau akan mulai mengembangkan lebih banyak otot dan menjadi kuat tanpa kau sadari.
Jadi, itu akan mendapatkan dua burung dengan satu batu, saat anak itu menggumamkan ini di pikirannya.


Hari ini, dia juga bekerja sampai larut, mengolah kayu agar sesuai untuk keperluan konstruksi.
Saat itu, dia melihat sesuatu.
Di dalam kegelapan, terdapat lebih dari dua bayangan yang mendekati gubuknya yang memiliki lampu.
Anak itu menarik napas panjang, mengambil posisi dengan kapak di tangannya, dan meninggikan suaranya.


[Siapa di sana!?]


Bayangan itu berhenti setelah mendengar suaranya. Memberikan jawaban balik.


[Aku minta maaf, tapi bisakah kau membantuku?!]


Tiga orang gadis muncul dari kegelapan dengan suara tanpa perlawanan.
Terdapat seorang yang terluka serius di mata kanannya, ditutup dengan perban, dan digotong oleh dua gadis.
Saat anak itu melihatnya, kebaikannya pun muncul.


[A,apa kau tidak apa-apa?! Apa yang terjadi?!!]


Anak penebang itu menyandarkan kapaknya di sisi tumpukan kayu, dan tergesa-gesa.
Gadis itu mengenakan armor silver dan dilengkapi pedang silver, anak itu segera menyadari kalau mereka dari Orde Ksatria.
Lalu, para ksatria yang kelelahan ini, mereka mungkin ksatria yang terluka, pikirnya.
Tetapi, ada perasaan yang mencurigakan.
Mengapa Ksatria datang ke desa ini?


Aku mengalihkan pikiranku, menggotong wanita berambut coklat yang terluka itu, dan membawanya ke dalam gubuk.
Setelah memasuki gubukku, segera, wanita berambut coklat itu berbaring di kasurku.
Ksatria berambut keemasan pendek menunjukkan rasa terima kasihnya.


[Kami minta maaf. Kau menyelamatkan kami….]


Gadis dengan rambut hitam yang diikat di belakang dalam buntelan mengintip dari luar sambil menyembunyikan dirinya dari jendela gubuk.


(—— Jangan bilang, apa mereka dikejar…..?)


Aku menyadarinya, aku mungkin saja mengundang orang yang berbahaya ke gubukku. (E.N: Aneh. Langsung ganti sudut pandang aja.)
Aku juga melihat ke dua ksatria wanita.
Keduanya terlihat seperti menurunkan penjagaannya, tapi, mereka dengan kuat memegang pedangnya.
Sudah jelas, aku mengerti apa yang akan terjadi jika aku mencoba pergi melewati pedang itu sekarang juga.
Anak penebang itu  berpikir kalau ucapan ceroboh itu akan berbahaya jadi dia tetap diam.
Dia memutuskan untuk segera menyelesaikan perawatan wanita berambut coklat itu.
Pertama-tama, perlu untuk mengecek keadaan lukanya, dengan itu, dia perlahan memutar perbannya.


[…. Ini luka yang sangat mengerikan….]


Aku secara refleks memalingkan pandanganku, lukanya sangat parah.
Mata kanannya tidak akan bisa melihat cahaya lagi.
Ini, meskipun dia memiliki wajah yang cantik.... Gadis malang, aku ingin memberinya rasa simpatiku.
Untuk sementara, aku mengambil kain bersih dari rak. Dan dengan lembut membungkusnya dengan kain baru.


[Bagaimana dia bisa mendapat luka ini?]


Ksatria wanita berambut hitam menoleh, dan dengan kesal menjawab pertanyaanku.


[Uu… Matanya tertusuk panah. Itu tidak menancap langsung.... Kuh... Berpikir kalau akan begini akhirnya....]


[Itu tidak bisa tertolong. Ketika itu datang dari Orde Ksatria Suci Fuhren yang bersekutu dengan Gereja Langit Berbintang.... kami juga tidak menduganya. Lagi pula, Komandan Maruto.... Mengapa....]


Dia bergumam dengan wajah cemas.
Orde Ksatria Suci Fuhren dan Maruto, ketika dia mendengar nama itu, anak penebang itu membuka matanya lebar dan bereaksi.


[Or-orde Ksaria Suci Fuhren?! Maksudmu, Or-Orde Ksatria itu?!!]
[Yeah. Mungkin itu seperti Orde Ksatria yang kau pikirkan. Orang-orang itu, mereka menyiapkan jebakan untuk kami…. Itu membuat Ortashia-sama kami…]
[Itu…cukup… Jangan bicara lagi, Mina… apa kau idiot?….]


Rupanya, wanita berambut coklat itu sepertinya mendapatkan kembali kesadarannya.
Dia masih kesulitan untuk bernapas.
Terkejut kerena dia telah sadar, dua ksatria wanita berlari dan berlutut.
Mereka mencoba menggenggam tangan wanita berambut coklat itu, tapi agar tidak menunjukkan rasa khawatir mereka menarik tangan mereka kembali.


[Yang Mulia!! Akhirnya anda sadar?!!]
[Aku bersyukur. Aku sangat bersyukur!!!]
[… Dia ini…. Dokter….?]


Dia melihat sekeliling sambil menahan amarahnya.
Ksatria wanita berambut emas itu membungkuk.


[…Anda telah terluka parah. Lebih baik beristirahat untuk sementara waktu.]
[Saya akan memanggil dokter sekarang juga, jadi tahanlah sedikit lagi!]


Ada perasaan kuat di dalam matanya, ksatria wanita baru saja mengatakannya.


(….. Baru saja, Yang Mulia….?)


Pandangan wanita berambut coklat beralih ke anak penebang.
Meskipun sedang terluka, wajah anak itu menegang setelah merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan dari wanita berambut coklat itu.


[…. Nak, siapa namamu?]
[A-aku? Namaku Shingen]
[Shingen….? Itu nama yang tidak biasa…?]


Wanita itu mengernyitkan keningnya.


[Yeah… itu karena aku seorang Ziparg] (TN: sebenarnya Jiparugu, tapi karena anu RAW ENG menggantinya jadi Ziparg.)


Dua ksatria wanita itu saling menatap satu sama lain.


[Zipargian, bukankah itu ras yang sama dalam “Legenda Minerva”?]

Dan kemudian, Shingen mengangguk.

Auliyaur Rahman

Seorang remaja yang tertarik menerjemahkan novel untuk kepuasan tersendiri.