Isekai Shoukan wa Nidome : Chapter 11 Bahasa Indonesia




Translator : Maou

Chapter 11:  Pergi bersama dewa laut, dan bayang-bayang yang mengancam.


Oke, ulurkan tanganmu.” (Setsu)
“Ah, baik.” (Ruri)

Aku yang pertama naik ke kepala naga, dan menarik tangan Ruri yang masih tercengang ke atas.

“Um, barang yang ada di kereta…” (Ruri)
“Ah….” (Setsu)

aku baru sadar, kami menaruh kereta di sisi lain bebatuan ini. Bahkan untuk dewa laut sekalipun tidak akan bisa menaruh kereta itu di atasnya, dan kuda itu pasti tidak bisa tenang. Yah bagaimanapun barang-barang itu sangat penting.

Tunggu sebentar.” (Setsu)
“Eh?” (Ruri)

Aku melompat dari kepala naga itu ke depan keretanya.
Meski kudanya tidak mungkin, karena tas sihirku hanya bisa membawa barangnya, aku mengambil sebanyak yang kubisa.

Jawablah, Ruri! Meski kuda itu sangat bagus, bisakah kita meninggalkannya di sini!?” (Setsu)

Sayangnya, aku tidak bisa menaruh mahluk hidup di tas sihirku.
Meskipun itu hidup, contohnya aku bisa saja menaruh sesuatu yang hidup itu ke dalam tas sihirku bila aku merapalkan sihir pembatuan ke mahluk itu. Walau aku tidak tahu bagaimana itu bekerja, tapi sesuatau yang seperti itu tidak terlihat bagus.


It-itu tidak apa-apa!” (Ruri)
Begitu y-!” (Setsu)

Karena kami sudah berbicara dengan kerasnya, mahluk di sekitar sini mulai sadar akan keberadaan kami. Meski belum ada tanda-tanda kalau ada orang karena memang tidak ada orang di sekitar sini, tapi orang lain pasti akan datang sebentar lagi.

Sungguh merepotkan, aku hanya harus membawa mereka.” (Setsu)

Aku memisahkan kereta dan kudanya. Lalu kudekatkan lubang tas sihirku ke kereta. Meski ukuran tas sihir ini sangat kecil, dengan menyentuhkan mulut tasnya, itu akan menyerap apa yang disentuhnya. Tas ini menyerap kereta itu dengan lahapnya seperti predator ganas yang menyergap mangsanya, dan kemudian tas ini kembali keukuran asalnya.
Kuda itu pun pergi. Aku dengar kalau itu memungkinkan untuk hidup secara natural bila kau membebaskannya karena kuda di dunia ini sepertinya bisa memakan apapun, dan karena Ruri yang  merupakan pemiliknya berkata itu akan baik-baik saja maka tentu itu akan baik-baik saja.

Baiklah.” (Setsu)

Aku menaruh tas sihirnya, dan dengan terburu-buru pergi ke atas Levia-san lagi

“Okay, sekarang kami siap, Levia-san.” (Setsu)
Dan aku sudah memberitahumu jangan memanggilku begitu!! …Jadi, kita berangkat?” (Levia)
“Ou. Ruri, tolong berpeganglah padaku.” (Setsu)
“Y-ya.” (Ruri)

Ruri menggerakan tangannya menuju pundakku, dan kemudian memeganginya. Meski dia masih muda, aku merasa kelembutan tubuh feminimnya dan sejenak membuatku terkejut. Aku menenangkan diri karena aku memang bukan lolicon, aku lebih memilih wanita yang sedikit dewasa dan punya lebih banyak pertumbuhan pada bagian ‘mereka’.

Sepertinya aku merasa kalau kau baru saja berpikir jorok…” (Ruri)
Hanya imajinasimu saja.” (Setsu)

Sepertinya aku memang sangat mudah dibaca. Aku harus lebih berhati-hati.

Tujuannya, adalah benua iblis kan?” (Levia)
“Yeah, akan memakan waktu berapa lama?” (Setsu)
menurutku ―――――sekitar empat jam.” (Levia)

BTW, itu membutuhkan setidaknya setengah hari bila memakai kapal, jadi ini sudah termasuk cukup cepat jika kau memikirkannya.

Baiklah, berangkatlah.” (Setsu)
Pasti akan baik-baik saja oke?” (Levia)

Kepala naga meninggalkan area berbatu itu. Ketika kepalanya berbalik dan pergi menuju ke benua iblis, pada awalnya terasa sangat pelan, dan kemudian mulai bertambah cepat dalam beberapa detik. hanya dalam beberasa saat saja kami pun sudah meinggalkan area berbatu itu

inicepat…” (Ruri)
Kau bisa bernafas kan?” (Setsu)

Menerima hempasan angin seperti ini, Ruri yang kesulitan bernafas pun mengangguk.
seperti dugaanku, aku sedikit menunduk dan memfokuskan udara yang ada di sekitar dirinya. Ini bukan hanya seperti ventilasi, itu juga bisa menahan anginnya. Ini bukan apa-apa untuk orang sepertiku yang sangat bagus dalam sihir angin.


“Eh? Anginnya…” (Ruri)
Bukankah begini lebih nyaman untukmu?” (Setsu)
Te-terima kasih banyak.” (Ruri)

Sejujurnya akan sangat buruk bila dia kelelahan sebelum kita sampai ke benua iblis.
Karena sekarang  dia harus rileks, itulah mengapa aku melakukan sesuatu pada anginnya, lalu Ruri mulai bertanya padaku.

Aku sangat ingin menanyakan ini…. Bagaimana Setsu-san bisa berkenalan dengan dewa laut-san?” (Ruri)
”N? Baru kenal tadi kok.” (Setsu)
“‘Baru kenalpantatmu!! Siapa yang dengan arogannya datang dan memukulku!?” (Levia)
Dan siapa yang menggila di laut sampai-sampai menggangguku!?” (Setsu)

Memukul sang dewa laut――――― Wajah Ruri tercengang jadi aku menjelaskan detilnya pada Ruri. Waktu itu aku mengeluarkan banyak uang untuk pergi dari benua manusia ke benua iblis dengan kapal. karena beberapa alasan lautnya bergejolak, kami pun dalam masalah karenanya. Lalu apa yang muncul dari lautan wakti itu adalah dewa laut ini.


Aku sudah sangat kesal karena perang di daratan saat itu...” (Setsu)


Perang di dunia ini, pada dasarnya siapa yang mengontrol lautan adalah pemenangnya. Ini karena kita diharuskan menggunakan laut untuk pergi ke benua lainnya. Jika kau mencoba lewat daratan, para penyihir seharusnya bisa menggunakan sihir skala besar untuk memanggil Gateyang bisa menghubungkan Gatedi benuamu. Kemudian itu akan memungkinkan untuk menghubungkannya dengan Gatelainnya. Jika gerbangnya terbuka, itu membutuhkan banyak waktu untuk menghancurkannya, jadi jika dilihat dari sisi yang diserang, kau tidak bisa membiarkan musuhmu untuk mendarat ke benuamu. Dengan begitu kau akan menang jika kau bisa membuka gerbangnya.

Dengan kata lain, pada tahap awal peperangan, lautan akan menjadi medan perang.
Jadi dewa laut merupakan masalah utamanya.

Saat itu aku tidak tahu bagaimana jalannya pertempurantapi karena kupikir dia ini yang mengganggu kami, aku pun meninjunya.” (Setsu)
TidakBahkan jika kau meninjunya…” (Ruri)
Meski aku tidak tahu prinsipnya, tapi tinju orang ini benar-benar sesuatu.…” (Levia)

Yah aku punya beberapa koneksi baik itu dengan Raja Iblis maupun Beast King.
Aku tahu beebrapa teknik yang bisa menghiraukan pertahananmu.

Meski orang ini terlihat dewasa, dia kemudian berkata Aku akan membiarkanmu pergi jika kau menghentikan pertempuran ini! sebenarnya itu tentu sangat memalukan. Karena aku memang berencana melakukannya, tentu aku diperbolehkan pergi dengan mudah ketika aku menjawabnya. Gadis naga ini benar-benar sederhana.

Yah, entah bagaimana dia membiarkan aku pergi, dan aku pun menjinakkannya dengan berbagai macam makanan lalu dia pun mengikutiku.” (Setsu)

Aku melewatkan bagian dimana aku menghentikan perang. Itu akan membingungkan, dan sepertinya dia tidak akan mempercayainya. Bagian dimana negeri manusia mengkhianatiku...karena alasan berhentinya perang sudah dirubah sedemikian rupa, maka itu akan sangat sulit bagi Ruri untuk menerima kebenaran itu bila aku langsung memberitahunya.

Tunggu, kau bilang aku berusaha untuk mengikutimu!?” (Levia)

Whoops, si dewa laut terlambat menyadarinya.
Yah kau adalah orang berhati dingin yang bisa dibeli dengan ikan goreng.
[T.N: Apa lo tega dewa laut dibeli hanya dengan ikan goreng :v ]

Kau salah jika kau berpikir aku mengikutimu hanya karena beberapa ikan goreng!!
...tapi yah, karena kau pergi sejauh itu hanya untuk memberikannya padaku, kupikir aku tidak masalah membantumu beberapa kali jika kau membutuhkanku?”
(Levia)


...Saat itu aku hanya mencoba untuk menggoreng ikan yang kudapat, tapi orang ini sangat menyukainya, dalam waktu singkat dia sudah mulai mempercayaiku. Ketika aku memberitahunya kalau aku ingin melakukan sebuah tes atau sebuah permintaan, dia langsung setuju tanpa menanyakan apapun jika aku memberinya masakan yang kugoreng. Aku terus memberinya masakanku padanya yang sedikit tertawa, sampai-sampai dia banyak berhutang padaku.

“Kuh...andai waktu itu aku tidak tergoda dan tidak terlalu banyak memakannya, aku pasti sudah tidak perlu mendengarkan orang ini…” (Levia)
“Apa? Kau tidak harus selalu mendengarkanku tahu. (Setsu)
“I-itu mustahil bagiku yang merupakan seorang dewa laut berhutang padamu!!” (Levia)
“Begitu, jadi janjimu padaku itu tidak terlalu penting!?” (Setsu)
“Huh!? Bu-bukan berarti aku menganggap kalau itu adalah janji yang penting!” (Levia)

Ketika dia berkata dengan nada kesal seperti itu, kepala naganya sedikit bergetar.
Ada apa dengan orang ini? Apa kau seorang tsundere?

“Ada apa denganmu… kau bahkan tiba-tiba memanggilku setelah lama menghilang, kau juga membawa seorang gadis bersamamu… dan aku bahkan menunggumu seperti orang bodoh sampai peperangan ini berlangsung…” (Levia)

...Jika kau tiba-tiba berkata begitu aku pun juga merasa tidak enak....yah aku sungguh minta maaf karena membiarkannya menunggu selama lima tahun.

“Aku minta maaf untuk itu. Sebagai ganti atas permintaan maafku, akan kulakukan apapun yang kau minta. Hanya jika itu masih dalam jangkauanku.” (Setsu)
“Eh!? Sungguh!?” (Levia)

Saat ini kepalanya bergoyang dengan senangnya.
Tolong kendalikan itu karena beberapa saat yang lalu kepala Ruri sudah pusing.

“Apa kau sudah memikirkannya? Kau tidak perlu tergesa-gesa memikirkannya.” (Setsu)
“Aku sudah memikirkannya! Apapun kan!?” (Levia)
“Yeah… jika aku mampu melakukannya.” (Setsu)

Bila dilihat dari pola pikir naga ini, aku merasa sedikit khawatir dengan apa yang dipikirkannya. Tapi bukankah kau sedikit senang? Apa kau benar-benar dewa laut?

“kau sangat luar biasa Setsu-san… sungguh, siapa dirimu sebenarnya?” (Ruri)
“Aku hanya petualang yang tidak berguna, hanya saja aku punya banyak kenalan.” (Setsu)

Meski aku kenal banyak orang yang berbahaya, dilihat dari reaksi Ruri, aku pun tidak membicarakannya.
Itu mengingatkanku, meski aku berencana pergi ke kastil Raja Iblis, kemana tujuan Ruri? Sekarang mari kita tanyakan padanya.

“Ruri, kemana tujuanmu setelah sampai ke benua iblis?” (Setsu)

Ketika dia mendengarnya, Ruri menjawabku dengan jawaban yang tidak kuduga..

“Uhm… Evil Barrow.” (Ruri)
“Evil Barrow…” (Setsu)

Dengan kata lain kastil Raja Iblis. Meski itu juga termasuk kota yang berada di sekitar kastil, nama itu biasanya digunakan untuk menyebut kastil Raja Iblis.

Kau… akan pergi ke kastil Raja Iblis?” (Setsu)
Ya! Pelanggan bros ini sepertinya tinggal di sana.” (Ruri)

Ruri berkata begitu sambil mengeluarkan sesuatu dari kantongnya, sebuah bros cantik dengan hiasan permata hitam.

…Entah mengapa aku merasa familiar dengannya.

“…Bisakah aku meminjamnya sebentar?” (Setsu)
“Hati-hati oke?” (Ruri)
“Yeah.” (Setsu)

Aku mengambilnya, dan mencoba mengecek bagian bawahnya.
Jika ini adalah sesuatu yang kukenal, seharusnya ada sesuatu yang tertulis di situ.

(Serius…)

Dilihat dari kesimpulannya, aku tahu bros ini. Tentu saja aku juga kenal pemiliknya.
Sungguh mengejutkan Ruri tidak tahu pemiliknya.


“…Kau, mencoba mengantarkan bros ini tanpa tahu siapa pemiliknya?” (Setsu)
“Eh? Yeah… aku tidak tahu detilnya karena Ojii-chan hanya memberikan alamanya…” (Ruri)

Ojii-chan… apa kau sungguh-sungguh mengatakannya…

Apa yang tertulis di bawahnya adalah sebuah nama.

DisasterSereen
[T.N: 〈デザストル・セレーノ〉(Dezasutoru Sere-no).]

Seseorang yang duduk di singgasana kastil Raja Iblis Evil Barrow, itu adalah nama ‘wanita’ yang memimpil para Iblis.

“kau… ini milik Raja Iblis Disaster tahu?” (Setsu)
“Eh… Raja Iblis?” (Ruri)

――――――Setelah itu, tangisan ketiga Ruri terdengar di sepanjang laut ini.
[T.N: Sudah berapa kali nih si Setsu bikin Ruri nangis dalam sehari? :v]




Ketika Setsu dan teman-temannya sedang dalam perjalanan, di kastil Raja iblis yang merupakan tujuan mereka, seorang pria yang tinggi dengan penampilan lembut sedang bersama Raja Iblis Disaster.

Raja Iblis sedang duduk di singgasananya dengan wajah cantik yang bisa menarik para lelaki. Semua daging berada di tempatnya, kakinya memiliki daging yang teratur, dengan penyempitan yang jelas, dan dengan dada kencang yang seakan-akan mau meledak terangkat oleh gaun merah... Wajahnya begitu mencolok namun tetap elegan, dengan rambut merah yang mengayun dengan indahnya telah tumbuh sampai pinggangnya. Kulit pucat yang merupakan ciri dari ras Iblis memberikan aspek misterius padanya.

“―――――Raja Iblis Disaster-sama, apa anda sudah memikirkan jawabannya?” (???)

Dengan senyum anehnya pria itu bertanya pada sang Raja.

“…Benarkah kau akan mengabilkan permohonanku jika ku menerima permintaanmu sebagai kekuatan Teran Companydan kekasihmu?”  (Disaster)
 “Aku janji… selama itu berada dalam kekuasaanku, Teran Sneeter dan perusahaan yang kupimpin pasti akan mengabulkan permohonanmu.” (Teran)
[T.N: テラン・スニーター(Teran Suniitaa).]

Karena senyum pria itu terlihat mencurigakan, meski awalnya Disaster ingin mengubah jawabannya, dia pun tetap bersama perusahaan itu jika memang mereka bisa mengabulkan permohonannya.

“―――――Baiklah, kuterima tawaranmu.” (Disaster)
“Terima kasih banyak, Disaster-sama――――――bukan, karena anda akan menjadi pengantinku, bisakah aku memanggilmu Dezas?”
[T.N: He just use デザス(Dezasu) which is short for Disaster. I know, but Disas sounds kind of like some kind of Finland canned fish product, so I’ll use Dezas.]

Teran mendekatinya dengan tangan yang terangkat.

“Aku akan mendengarkan permohonanmu ketika kau sudah menjadi istriku, aku juga akan tulus mengabulkannya.” (Teran)

Disaster mengertakkan giginya karena senyum pria itu.

“Itu benar… tidak masalah kalau aku mengabulkan permohonanmu ketika kau sudah menjadi istriku kan?” (Teran)
“Yeah… tidak apa-apa.” (Disaster)
“Terima kasih banyak… nah sekarang, karena kita harus bersiap untuk upacaranya, sekarang aku akan pergi.
――――――dan aku akan menjemputmu pagi-pagi empat hari lagi..” (Teran)
“Baiklah…” (Disaster)

Teran menepuk pundak Disaster beberapa kali sebelum mereke berpisah.
Seorang pria kurus yang menggunakan jubah hitam masuk dan berpapasan dengannya.

Pria berjubah itu metapi Teran ketika mereka berpapasan, tapi Teran hanya mengangkat bahunya sampai mereka berpisah.

“Maou-sama…” (???)
“Brad huh?” (Dizaster)

Pria berjubah dengan rambut panjang yang mengkilap adalah Brad. Tanduk berwarna merah darah tumbuh di satu sisi kepalanya.

“…Mengapa kau menyetujui perjanjian dengan orang sepertinya!? Apa kau sudah siap untuk jadi miliknya?――――――” (Brad)
“Ini semua demi ‘orang itu’” (Disaster)

Dia berkata begitu tanpa menyesal.
Meski dia bisa menahannya beberapa saat yang lalu, dia mulai memperhatikan bahunya yang telah disentuh oleh Teran.
Dia sangat ingin menyobek dan membuangnya.
Tapi dia tidak bisa melakukannya. Pakaian ini, karena orang yang dicintai Disaster berkata dia terlihat cantik saat memakainya――――――

(Jangan bilang aku akan mulai membenci pakaian ini…)

Karena dia tidak bisa menghilangkan rasa mengganggu itu berapa pun ia mencoba, wajah Disaster terlihat menahannya.

“…Aku tidak akan pernah setuju! Sungguh!!” (Brad)
“Brad…” (Disaster)

Brad menuju pintu kelaur dengan marah-marah.
Dia membuka pintu ruang tahta itu, dan akhirnya berbalik lalu berkata.

“Bahkan aku… jika memungkinkan aku juga ingin bertemu dengannya… akan teteapi aku tidak ingin anda sampai memberikan tubuh anda hanya karena itu…” (Brad)

Wajahnya terlihat sedih.
Dia adalah orang yang mengerti apa yang dirasakan Disaster dan merasa bersalah karena tidak bisa melakukan apapun untuknya.

Dia tidak bisa mengucap sepatah kata pun pada Brad.
sampai pria itu keluar dari ruangan itu, dia masih belum bisa bangkit.

(Sudah tidak ada jalan lain … untuk bertemu dengannya… aku tidak punya pilihan lain agar bisa bertemu lagi dengan Setsu …)

Disaster mengingat kembali pertemuan pertamanya dengan pria itu pada perang perebutan wilayah yang menyadarkan dirinya.
Dan perpisahan dengannya yang dianggap sebagai ancaman bagi negeri manusia, dan kemudian dikirim kembali ke dunia asalnya.

Selama ini dirinya berpikir kalau dia masih ada di dunia ini. Dia tidak mengatakan apapun dan langsung menghilang. Dia tidak bisa menangis setelah mendengar hal itu. Karena itulah dia mengobarkan perang lagi sebagai pembalasan.

(Aku ingin melihatnya sekali lagi… karena itulah)

Orang yang dipanggil Setsu itu tentu tidak mati, pria bernama Teran itu memberitahu dirinya bahwa Setsu telah dipindahkan oleh negeri manusia. Seperti yang sudah dikatakannya, dia bahkan memberikan detilnya.

―――――― Jika kau menjadi istriku, Setsu yang dipanggil orang-orang sebagai pahlawan itu,  bisa kupanggil kembali――――――

Raja Iblis Disaster pun percaya pada cerita pria licik itu.
Keinginannya yang berpegang pada sebuah harapan――――――terlalu banyak. Dia hanya memohon untuk Setsu

Bahkan walau dia akan menjadi milik pria lain, jika dia bisa bertemu dengan orang yang sudah tidak mungkin dia temui lagi....

――――――Tentu dia tidak tahu, kalau pria itu juga tidak pernah berhenti berharap agar bisa bertemu lagi dengannya, dia pun sudah kembali ke dunia ini.

Dan sekarang dia sedang dalam perjalanan menuju benua Iblis ini.

Ketika Setsu mengetahui hal ini, meski sekarang pria yang dipanggil Teran itu tesenyum dengan liciknya, saat itu tiba itu pasti akan hancur dengan mudahnya.


(T.N: ini mulai mengganjal pikiranku, apa kedepannya nanti kata Raja iblis kita ganti saja dengan Ratu Iblis? karena dia seorang wanita .-. ?)
Disaster




Auliyaur Rahman

Seorang remaja yang tertarik menerjemahkan novel untuk kepuasan tersendiri.