Isekai Shoukan wa Nidome : Chapter 12 Bahasa Indonesia


Transalator : Maou

Chapter 12: Makan saja cincin cuminya

“――――――Ada apa dengannya?” (Setsu)

Aku bergumam seperti itu ketika aku melihat seekor cumi-cumi raksasa muncul di depan kami.
Perjalanan kami cukup lancar sebelumnya, dan sekarang kami sudah berada di posisi dimana kami sudah bisa melihat benua Iblis. Tapi ketika kami sudah hampir sampai, cumi-cumi ini tiba-tiba keluar dari dalam laut.

Dia adalah Kraken,  monster kelas A.” (Levia)

Cumi-cumi besar yang disebut Kraken ini akan menyerang siapapun yang memasuki daerahnya, dan seperti deskripsinya, kami diserang karena kami masuk ke daerah laut ini, tapi――――――

Ini sungguh mengganggu, mereka berusaha sekuat tenaga mengklaim bahwa ini adalah laut mereka.” (Levia)

―――――― Ketika badan monster yang seukuran dengan bangunan itu muncul di depan kami, Levia menembakkan peluru air dari mulutnya, membuat sebuah lubang di badan cumi-cumi itu.
Tubuh tengah Kraken yang berlubang meronta-ronta dengan 10 kaki besarnya, dan kemudian mati dalam beberapa detik.
Tentu ini adalah pembunuhan yang instan.
[T.N: Instakill, ada terjemahan yang lebih bagus daripada pembunuhan instan? ._. kalau ada tulis di komentar ya.]
               

Sepertinya tidak ada mahluk laut yang bisa menandingimumeskipun aku tahu itu , dia yang langsung terbunuh itu diluar perkiraanku.” (Setsu)
Aku adalah dewa laut tahu? Tentu saja seharusnya begitu!” (Levia)

Suaranya terdengar sangat sombong dan sepertinya aku mendengar “ahem” dari mulutnya.
Karena akan sangat mengganggu kalau dia terus membual  , mari kita selesaikan ini.

“Yeah yeah… jadi, apa yang akan kau lakukan padanya?” (Setsu)
“…bisakah kita memakannya?” (Levia)
Apa!? kita bisa memakannya!?” (Setsu)

Sebuah tatapan yang menarik terlihat dari Levia yang sepertinya merasa tidak puas tentang sesuatu, lalu aku tidak sengaja melihat ke Kraken
Cumi-cumi huh…

“…kupikir aku bisa membuat cincin cumi?” (Setsu)




Oooh sudah lama sejak terakhir kali aku melihat benua Iblis.” (Setsu)
I-ini pertama kalinya bagiku… “ (Ruri)

Untuk menghindari perhatian orang-orang, kami tidak pergi ke pelabuhan, dan menuju ke pantai berpasir yang sepi.
Ruri yang baru saja tiba melihat sekeliling dengan tatapan cemas.
Aku juga turun dengan melompat dari kepala Levia, mencoba merasakan suasana nostalgia ini.

Pertama-tama, tidak seperti benua manusia, jumlah sihir di udara sini sangat besar. Alasan mengapa para Iblis ahli dalam sihir itu tidak lain karena fakta bahwa mereka tumbuh di lingkungan seperti ini.

Ini tidak terasa menyegarkan bagiku yang selalu datang ke sini untuk menghabiskan waktu luangku.” (???)
“N?” (Setsu)

Aku mendengar suara dari belakangku, dan saat aku berbalik seorang gadis dengan rambut biru tua yang panjang berdiri disana. Dia terlihat sangat sempurna dan mungkin kau berpikir bahwa dia adalah seorang model, dia tidak punya dada yang bagus tapi wajahnya yang cantik menutupi kekurangan itu. Hidungnya mancung, matanya besar dengan iris berwarna merah. Pakaian yang dikenakannya itu bila di Jepang disebut Jinbei, dengan warna biru tua. Bawahannya pendek, dan kakinya yang putih sungguh menarik.
[T.N: Jinbei itu salah satu pakaian tradisional Jepang, gambarnya nanti lihat di bawah :3]

Kukira siapa, ternyata itu kau, Levia.” (Setsu)
Kau pikir aku akan langsung kembali ke laut setelah pergi sejauh ini? Jangan lupaaku juga memiliki sedikit urusan kecil dengan Maou…” (Levia)

...Walau dia tidak punya alasan, aku benar-benar tidak memiliki alasan untuk menolaknya.

Seperti yang kau lihat, dia memiliki skill Human Form itulah yang sekarang dia pakai. Itu tidak aneh bagi monster kelas SSS, sebenarnya skill ini sangat umum digunakan. Meski kekuatannya tetap sama walau dalam wujud ini, jika kau memikirkannya sepertinya dia terlihat seperti kelas S.Tapi tetap saja, walau kelas S, itu sudah sangat langka di dunia ini. Aku masih penasaran bagaimana kekuatannya saat bertempur.

“Apa kau baik-baik saja, Ruri?” (Setsu)
A-aku tidak apa-apatapi apa kau benar-benar akan menemaniku ke Evil Barrow?” (Ruri)
Aku juga memiliki beberapa ursan, untuk sekarang aku akan menjadi penjagamu.” (Setsu)

Kurasa Ruri berpikir kalau aku akan melakukan sesuatu yang buruk karena aku pergi menemui Maou, jadi dia bertanya padaku dengan cemasnya.
Karena aku memang berencana untuk menemui orang itu, aku hampir lupa kalau sekarang aku adalah penjaganya. Jadi sekarang tidak masalah kalau kami pergi ke sana bersama-sama.

Lalu kurasa kita bertiga akan pergijadi apa yang akan pertama kali kita lakukan?” (Ruri)

Karena memakan waktu empat jam, sekrang langitnya sudah berwarna merah.
Karena harus bersiap-siap untuk tidur di luar, aku ingin memasak sesuatu dari Kraken yang kusimpan di tas sihirku.
Seharusya ada desa di sekitar sini, tapi
[T.N:
Jangan lupa kalau sekarang Manusia dan Iblis sedang berperang, dan sekarang ada tiga manusia di benua Iblis. (Yah, hanya satu manusia biasa, 1 MC yang OP, dan naga tsundere.)]

Ada sebuah desa yang memiliki banyak pengaruh dariku di dekat sini, aku bermaksud mendarat di sini karena ingin pergi ke sana.” (Levia)

Begitu ya, tolong tunjukkan jalannya.” (Setsu)
Serahkan padaku.” (Levia)

Levia mulai berjalan dan memimpin kami.
Dalam perjalanan, ada sebuah hutan aneh yang pohonnya tumbuh menebal.





Beberapa menit setelah melewati hutan, di sisi lain dari pepohonan aku melihat bangunan yang dibuat dari pohon hitam.
Menurut Levia, sepertinya itu dibuat dari pohon yang tumbuh di hutan ini. Tentu saja itu dari pohon hitam melengkung yang kulihat tadi. Yang lebih penting , bagaimana bisa kau membangun rumah dari itu....
[
T.N: Manusia kan membuat rumah dari pohon yang lurus, bukan yang melengkung.]

Ketika kami datang ke daerah itu, aku melihat dinding tinggi yang terbuat dari pohon yang mengelilingi desa ini. Karena sihir pada udara di benua Iblis ini sangat besar, tentu saja mosnter-monster di sini juga sangat kuat, karena itulah ini digunakan untuk menanggulangi serangan dadakan.

“――――――Berhenti.” (???)

Ketika kami mencapai tempat dimana kami bisa melihat seluruh desa, seorang penjaga gerbang menghentikan kami.
Orang ini menggunakan armor abu-abu, dan sepertinya tombak orang ini dirawat dengan baik.

“Ini aku. Bisakah kau membiarkan kami?” (Levia)
“Ooops… Maafkan saya yang sudah bersikap kasar Wadatsumi-sama. Lalu mereka?” (Penjaga)
Mereka adalah temanku, bisakah kau membiarkan mereka berdua masuk?” (Levia)
Saya tidak bisa menolak bila itu adalah teman Wadatsumi-sama. Silahkan masuk.” (Penjaga)
Terima kasih.” (Levia)
[
T.N: Penjaga itu memanggil 海神様(Wadatsumi-sama), dan maksudnya adalah dewa laut. Dan karena kata dewa laut kurang enak didengar, maka sekarang kita pakai kata itu.]

Dia benar-benar berpengaruh di sini, kami bahkan bisa masuk tanpa perlu digeledah dan melakukan hal-hal yang rumit.

“L-Levia-san benar-benar hebat ya…” (Ruri)
“…Entah mengapa rasanya tidak enak kalau kau berkata begitu. Karena desa ini dekat dengan laut, maka sangat mudah menenggelamkannya bila mereka menyinggung perasaanku. (Levia)

Karena itu mereka tidak ingin mengganggumu....kurasa jika mereka melakukannya, dia bisa mengarahkan tsunami untuk melahap daerah ini?
Apa kau mencoba menakuti Ruri?

Bahkan aku tidak perlu melakukan hal yang merepotkan, ini sungguh melelahkan.” (Levia)
A-aku lega…” (Ruri)
Seperti yang kau bayangkan, aku adalah…”

Wanita berbahaya yang menembakkan peluru air dari mulutmu, membuat lubang pada semua orang yang kau temui?
Cumi-cumi yang akan kita makan itu adalah buktinya.

Saya dengan rendah hati menyambut anda, Wadatsumi-sama dan teman-temannya.” (???)

Ketika kami memasuki desa, kami bertemu dengan pria tua dengan tanduk kecil di sisi kepalanya. Dengan kulit pucat seperti Iblis biasanya, awalnya kukira dia terlihat sakit-sakitan, tapi melihat dia yang berbicara seperti itu, sepertinya  dia sehat-sehat saja. Aku pun berhenti mencemaskannya.

Kepala desa, aku ingin menginap semalam di sini, apa boleh?” (Levia)
Tentu saja. Saya akan menyiapkan pelayanan untuk anda.” (Chief)

Ruri sedikit tidak nyaman dengan kata ‘pelayanan’. Kami hanya teman Levia, jadi aku tersenyum ketika melihatnya.

“Ah, kepala desa. Apa kau bisa meminjamkan dapur untuk orang ini? (Levia)
Dapur?  Kau bisa memakai dapurku kalau kau mau, tapi…” (Chief)

Memakainya? Tatapan matanya berganti dari Levia kepadaku saat dia mengatakan itu. Meski itu sedikit mengganggu, mari kembali ke topik.

Apa yang akan kau buat?” (Chief)
“Aah… Aku hanya ingin memasak beberapa cumi.” (Setsu)

Cumi-cumi? ――――――walau sepertinya dia sedikit curiga, dia tetap membiarkanku memakai dapurnya.







Yosh! Aku telah menggorengnya!!” (Setsu)
“Y-ya!!” (Gadis desa)

Aku membiarkan gadis desa membawa makanan itu di atas nampan.
Cumi-cumi goreng yang kumasak itu kusebut Cincin Cumi.
Eh? Bagaimana bisa cumi-cumi besar jadi berbentuk seperti cincin yang dibawa di nampan itu? Kau sungguh bodoh jika kau mencemaskan bagaimana bisa begitu!! Tentu itu karena aku memotong dan menggorengnya!

――――――Jadi mengapa aku sendiri yang harus mempersiapkan cumi ini …? Beberapa saat yang lalu...

“―――――Maaf...karena kau sendirian yang memasak untuk pestanya.” (Chief)
Jika kau berkata begitu, maka bantulah aku, kepala desa!!” (Setsu)
Tapi aku tidak tahu cara memasak…” (Chief)
“Gaaahーー!! Sial!!” (Setsu)

Di rumah kepala desa, ketika aku mulai memasak Kraken ini, kepala desa yang melihatnya langsung terkejut dan kemudian tiba-tiba menyiapkan pesta. Entah mengapa, sepertinya Kraken sudah cukup meresahkan desa ini. Karena mereka tidak bisa pergi memancing bila Kraken muncul. Oleh sebab itu seseorang harus menaklukkan Kraken sehinga mereka bisa memancing lagi, dan karena itulah, desa ini memutuskan untuk mengadakan pesta untuk merayakannya.
Lalu aku diberikan tugas memasak untuk pestanya. Ini juga karena Levia. Karena dirinyalah entah bagaimana membuatku memasak untuk semuanya, dan ternyata seluruh desa ini mempercayakannya padaku.

“…Meski dia yang ingin memakannya! Kenapa harus aku yang terjebak dengan pekerjaan yang merepotkan ini…” (Setsu)

Aku seharusnya menolak, tapi sangat tidak enak pada mereka yang sudah menaruh kepercayaan padaku.

Aku tidak terlalu sering memasak ketika masih berada di Jepang, tapi kadang aku membuat berbagai variasi makanan sebagai hobi. Aku sedikit merasa senang ketika orang  tuaku berkata bahwa itu enak, jadi kurasa itu sudah bukan sekedar hobi lagi. Aku memang agak senang ketika Levia menyerahkan pekerjaan ini padaku, walau kurasa aku sedikit terbawa suasana.

Karena sebuah masalah itu tetap saja masalah, aku sedikit menyesal sekarang.

Aku mulai kesal dengan kaki cumi yang terus muncul dari tas sihirku. Aku mengeluarkan kakinya satu persatu karena aku benar-benar tidak bisa memasak semuanya sekaligus. Tapi sampai sekarang, ini masih kaki yang kedua.

Untuk beberapa alasan, aku mengolesi kaki cumi yang sudah berukuran seperti cincin itu dengan remah roti, dan kemudian melemparkanya ke dalam minyak. Lalu aku meneruskan memotong kaki lagi, dan kemudian aku meniriskan cincin cumi yang sudah digoreng dengan indahnya itu. Minyak merembes keluar dari kaki cuminya. Karena aku benar-benar tidak tahu detil resepnya, aku hanya melumurinya dengan remah roti dan menggorengnya.

“Setsu, aku mulai bosan dengan cincin cumi. Aku ingin makan ikan putih.” (Levia)

Aku memotong kaki cumi dengan marah-marah dan kemudian Levia masuk ke dapur.
Meski dia tahu bahwa sekarang aku sedang sibuk, dia meminta untuk dibuatkan beberapa ikan putih goreng,jadi  aku mengambil cincin cumi goreng dengan tanganku, dan kemudian melemparkannya ke dalam mulit Levia.

Diam!! Sekarang makan saja cincin cumi ini!!” (Setsu)
“Muga!―――――Pa-panaaaasss!!” (Levia)

Airーーーー!! Itulah yang keluar dari mulut Levia. Pikirkanlah hal itu untuk sementara waktu.









[Sudut pandang ketiga]



――――― Sementara Setsu dan teman-temannya berada disana...
Orang yang memiliki janji untuk menikah dengan Maou, Teran Snetaer, sedang berada di dalam kereta , melewati distrik kastil.
Keretanya tidak terlalu besar, sepertinya itu hanya muat untuk 4 orang saja.
Selain Teran, di dalam kereta itu juga ada seseorang yang mamakai jubah hitam. Jubah hitam itu menutupi kepalanya, juga menutupi seluruh tubuhnya sehingga wujudnya tidak terlihat.

“―――――Sepertinya berjalan dengan baik.” (???)

Orang berjubah itu mengeluarkan suaranya. Berdasarkan suaranya, sepertinya orang itu adalah laki-laki.
Sementara Teran mengerutkan dahinya karena ‘aura’ orang itu, dia lalu mulai tersenyum lebar dan berbicara dengan senangnya.


Kau benar, aku tidak tahu bagaimana bisa ini berjalan dengan mudah hanya karena memakai cerita tentang orang yang dipanggil Setsu itu. Yah bagaimanapun, apa kau benar-benar bisa melakukannya?
Teran Companytidak punya cara untuk memanggil orang itu tahu?” (Teran)

Apa yang sekarang dikatakannya adalah kebalikan dari apa yang dikatakannya saat berada di Kastil Raja Iblis tadi. Dia bilang ke Maou bahwa dia bisa memanggil lagi orang yang dipanggil Setsu itu.

 Serahkan bagian itu padaku. Kau hanya perlu menikmati kehidupanmu bersama Maou itu sebanyak yang kau mau.” (Pria berjubah)
Itulah yang kurencanakan…. Tapi aku tidak suka saat kau berbicara begitu.” (Teran)
“… Siapa yang membuatmu bisa mendapatkan wanita yang mengatur negeri ini?” (Pria berjubah)
“… Aku sudah tahu itu.” (Teran)

Teran mengerti bahwa meragukan orang ini adalah kesalahan.
Sikapnya menunjukkan bahwa dia bisa saja membunuhnya kapanpun dia mau, dan dia sangat yakin bahwa itu bukan sekedar bualan saja.


Kau tidak perlu memikirkan hal yang tidak perlu. Cukup persiapkan saja pernikahanmu. Aku juga akan hadir saat hari itu tiba. Karena aku tidak ingin bawahan Maou ikut campur dan mengganggu prosesnya.” (Pria berjubah)
 “Haah… Jika saja kau tidak melihat orang lain dengan mata penuh emosi begitu...kupikir kau harus memperbaiki hal itu sehingga nantinya tidak akan menyebabkan masalah.” (Teran)
 Hari itu aku hanya akan melindungimu. Setelah itu kau bisa kembali berbisnis seperti biasanya.” (Pria berjubah)
Mengerti.” (Teran)
Baguslah.” (Robe Guy)

Begitu dia mengatakannya, pria berjubah menghilang. Pada saat Teran mengedipkan matanya, dia sudah menghilang dari kereta itu.

“FuuhーーーSeperti yang kuduga, berbicara dengannya selalu membuatku gugup.

Teran yang sudah berbicara dengan ratusan orang saat berbisnis, berkeringat dingin setiap kali dia berbicara dengan orang itu. Jika dia membuat sebuah kesalahan, sudah pasti kepalanya sudah melayang.
Tetapi, hanya mengemban resiko seperti itu sudah sangat menguntungkan baginya.

Yah, semua akan baik-baik saja karena hanya itulah satu-satunya cara untuk mendapatkan wajah cantik sang Maou.――――――” (Teran)

Kereta terus berjalan menyusuri jalan kota. 






Sebuah bayangan melihat ke bawah dari bangunan, ke kereta yang berjalan. Itu adalah pria berjubah tadi.

Seperti yang kukira, sangat mudah menggunakannya…” (Pria berjubah)

 Saat dia bergumam seperti itu, dia menurunkan tudung jubahnya.

(――――――’orang itu’... aku sudah mendengar rumor bahwa dia sudah kembali ke dunia …)

Orang orang di sekitar kota tidak mempedulikannya, tidak memperhatikannya....... memperlakukannya seperti ‘bayangan’.

(Kami ada hanya untuk Master kami.... aku harus mengkonfirmasi keberdaannya...pahlawan yang disebut Setsu itu, yang mirip dengan Master kami.)

Beberapa saat kemudian, dia menghilang seperti saat di kereta tadi.

Di sebuah tempat dimana Setsu tidak tahu, angin yang mengancam telah mulai berhembus ke dunia ini――――――

(T.N: Ini Ilustrasi Levia-san)
Levia

Auliyaur Rahman

Seorang remaja yang tertarik menerjemahkan novel untuk kepuasan tersendiri.