Isekai Shoukan wa Nidome : Chapter 9 Bahasa Indonesia
Translator : Maou
Editor : BeoNovel
Chapter 9: Karena Makananku Tidak Akan Terasa Enak Lagi
[T.N: Sudut
pandang Yuuhi]
Aku, Yuuhi
baru saja ‘mengaku’ beberapa menit yang lalu. Bahkan aku tidak tahu mengapa aku
melakukannya saat itu. Kupikir
itu mungkin karena aku
kesepian setelah
berpisah dengan Yuki-kun.
Dia pergi
dengan meninggalkan jawaban yang menggantung...tapi saat kita bertemu lagi,
jika aku bisa menghindari sentilannya, Yuki-kun bilang dia akan mengaku padaku.
Eh? Bagaimana bisa semua itu berubah hanya kerena sentilan kening? Yah,
terserahlah.
“~♪”
(Yuuhi)
Aku sedang
dalam mood yang sangat bagus sekarang. Meskipun aku hanya merasa tidak enak
saat aku datang ke dunia ini, tapi sekarang aku merasa baik-baik saja.
Aku menyukai
Yuki-kun sejak lama...aku tidak tahu berapa lama pastinya. Saat aku sadar kalau
aku menyukainya, aku benar-benar tidak tahu alasannya. Beberapa orang berkata
cinta itu tidak butuh alasan, dan aku pikir aku sekarang mengerti hal itu.
Aku
menghabiskan banyak waktu dengannya. Tentu saja Yuki-kun sangat berharga
bagiku, dan aku pikir Yuki-kun juga merasa begitu. Tetapi...tidak peduli
seberapa dekatnya kami, aku entah mengapa merasa kalau dia bukan berasal dari
dunia ini.
Dan hari
ini, aku akhirnya tahu alasannya.
Yuki-kun
punya kehidupan di dunia ini...dan berpikir untuk kembali ke sini setelah sekian lama.
Ketika aku tahu
hal itu, aku sangat iri dengan
apa yang Eruka-san katakan.
Dia tahu apa yang tidak aku ketahui tentang Yuki-kun, karena itu aku merasa
cemburu.
Aku lega
saat aku tahu kalau Eruka-san dan dia bukanlah sepasang kekasih. Alasanku
mengaku hari ini, mungkin karena aku ingin selangkah lebih maju darinya.
...tapi
Yuki-kun terlihat sangat populer di dunia ini...apa yang harus kulakukan jika
di sana ada banyak gadis saat kita bertemu lagi...
“…Yah, akan
kuserahkan hal itu pada diriku nanti.” (Yuuhi)
Apa yang
kupikirkan, aku tidak
tahu karena aku masih belum berada di situasi seperti itu. Namun...kurasa tidak
semuanya menyebalkan. Melihat banyak orang yang menyukai dia, kupikir aku
juga bisa berteman
dengan mereka.
――――――Apa
yang harus kulakukan jika dia bukanlah manusia?
Oops,
memikirkannya sambil berjalan, tanpa kusadari aku telah kembali ke pusat kota.
Meskipun di sini tadi sangat ramai, sekarang banyak toko yang sudah tutup dan
hampir tidak ada orang di sini, hanya ada beberapa orang di bar.
Aku juga
harus kembali ke kastil untuk makan malam...meskipun aku mungkin sedikit
terlambat, makan bersama-sama dengan semuanya adalah yang terbaik...meski hanya
dengan Kouma-kun dan lainnya.
“Yuu!” (???)
Sebuah suara
terdengar dari belakangku yang sedang berjalan agak cepat.
Orang yang
memanggilku Yuu hanya Kouma-kun dan Mizuki-chan, dan bukan Jiro-kun.
Ketika aku
berbalik hanya ada seseorang yang berdiri di sana, yaitu Kouma-kun.
“Huh? Ada
masalah apa Kouma-kun?” (Yuuhi)
Hari
ini seharusnya dia sedang beristirahat di kastil seperti yang dia katakan.
Karena memakai skill [Holy Sword] menguras banyak stamina, Grein-sensei
juga memberitahunya kalau beristirahat itu penting.
“Bukan...aku
mencari Yuuhi karena kau tidak kelihatan.” (Kouma)
...huh?
Bukannya aku sudah memberitahu semuanya kalau aku akan pergi berbelanja hari
ini? Meskipun itu tidak mungkin untuk memberitahu mereka kalau hanya ada aku
dan Yuki-kun karena itu sangat memalukan, kupikir aku mengatakannya pada mereka
saat aku keluar tadi pagi...
“Ayo kita pulang, Yuu.
Sebentar lagi waktunya makan malam.” (Kouma)
“U-un. Kau
benar.” (Yuuhi)
Ini sudah
agak gelap dan aku tidak bisa melihat ekspresinya...tapi kupikir dia sedikit
marah. Aku bertanya-tanya apakah aku sudah melakukan sesuatu hal yang buruk?
“Ayo?”
(Kouma)
“――――――Eh?”
(Yuuhi)
Kouma-kun
meraih tanganku. Menariknya seperti itu, ini bukan berati aku tidak ingin pergi
jika kau tidak melakukan itu, jadi mengapa dia bertingkah seperti ini?
“Jawablah
Yuuhi. Apa kau ingin pergi berbelanja denganku di kota saat hari libur kita
selanjutnya?” (Kouma)
“Belanja?”
(Yuuhi)
Kouma-kun
bertanya begitu tanpa membalikkan badannya.
Meskipun aku
senang karena dia mengajakku, aku akan berlatih dengan Eruka-san saat liburan.
Karena aku sudah mengira kalau liburanku tidak akan ada lagi setelah setuju mengenai
hal itu, beristirahat pada hari itu hanya karena memiliki urusan lain itu tidak
bisa dimaafkan. Dia juga mengorbankan liburannya untukku.
Semua ini agar
aku bisa bersama Yuki-kun, jadi meskipun aku senang karena Kouma-kun
mengajakku, aku tidak punya pilihan selain menolaknya.
“Aku minta
maaf, jadwalku sudah padat saat liburan.” (Yuuhi)
Ketika aku
memberitahunya, Kouma-kun hanya berkata “jadi begitu?” Aku merasa tidak enak
padanya.
“――――――Kau
tidak ingin menghabiskan waktu denganku karena kau ingin menghabiskan liburanmu
dengan cowok itu huh.” (Kouma)
“ ? Kau tadi
bilang apa?” (Yuuhi)
“Tidak…Bukan
apa-apa.” (Kouma)
Meskipun aku
tidak bisa mendengarnya karena dia mengatakannya dengan bergumam, aku tidak mau tahu karena dia bilang
itu bukan apa-apa.
Aku rasa
genggaman di tanganku menjadi lebih kuat.
Meskipun aku
ingin meminta untuk melepaskannya karena ini sedikit terasa sakit, melihat
wajah Kouma-kun yang serius, aku tidak bisa berkata apapun.
Aku pikir
dia bertingkah sedikit
aneh hari ini, itulah yang kurasakan.
Malam itu,
aku bertanya kepada
Mizuki-chan mengenai
tingkah Kouma-kun.
Dia berkata, ”meskipun dia terlihat menghabiskan
liburannya dengan tidur dan membaca buku, tapi aku dengar dia berkata kalau dia
akan mencari Yuuhi yang pulang terlambat”.
“Meski aku
bilang padanya agar jangan terlalu khawatir, 『Apa yang akan kau lakukan
jika dia pergi ketempat yang berbahaya di kota!?』Itulah
yang dikatakannnya...seperti Kouma yang biasanya, jadi mungkin dia pergi ke
pinggiran kota untuk mencarimu.” (Mizuki)
Mizuki-chan
mengatakan hal itu sambil terkagum. Aku ingin tahu mengapa dia mengatakan itu?
...maksudku, aku tidak begitu ceroboh
sampai membuat dia khawatir. Yah, meskipun aku pergi ke pinggiran kota sih.
N? …pinggir?
Apa dia
benar-benar mencariku di pinggiran kota?
(Seharusnya
itu sampai malam jika dia mencariku dari kastil)
Dengan kata
lain, itu waktu ketika Yuki-kun dan aku mengucapkan selamat tinggal――――――
(…Jangan
bilang dia mendengarnya (ketika Yuuhi menyatakan itu)…)
Wajahku
memerah begitu memikirkannya, aku kehilangan ‘akal’-ku di ruangan itu.
――――――Mengetahui orang lain mendengar
penyataan cinta pertamaku, itu terlalu memalukan.
Aku terus memikirkan tentang apa
yang harus aku lakukan, semua orang sudah tertidur lelap, hanya aku
satu-satunya yang masih terjaga.
Lingkaran hitam bisa terlihat di
bawah mataku saat aku keluar dari kamarku keesokan harinya.
[T.N: Sudut
pandang berubah ke MC]
“Fuaaahh~~.”
(Setsu)
―――――― Di
dalam hutan yang jaraknya kira-kira 100km jauhnya dari Destinea, aku terbangun
karena sinar matahari pagi yang mengintip dari celah-celah pohon.
Pertama-tama
aku harus pergi ke kota pelabuhan untuk menyeberangi benua ini.
Meskipun
sekarang seharusnya aku sudah
meninggalkan kota pelabuhan――――――
(Sebenarnya aku berada di mana sekarang …)
――――― Aku
yang ‘kacau’ karena meninggalkan Yuhi ketika aku pergi dari negeri itu hanya
bisa terus berlari, dan tiba-tiba aku sudah berada di sini. Meskipun aku
melihat jalan yang digunakan para pedagang, aku tetap berlari tanpa
mempedulikannya, dan tanpa kusadari aku sudah berada di hutan tanpa jalan ini.
――――――Singkatnya,
aku tersesat.
Karena aku
mengantuk saat sadar kalau aku tersesat, meskipun aku tidur di tempat seperti
ini, semuanya baik-baik saja karena aku sudah membawa peralatan yang dibutuhkan
untuk kemah.
“Apa yang
harus kulakukan sekarang... kupikir
untuk saat ini tidak
ada pilihan selain mencari jalan?”
Aku sangat
menyesal sekarang karena aku seharusnya membawa kompas.
Karena aku
memiliki Tia di perjalananku dulu, kami tidak pernah tersesat karena kemampuan
sihirnya, tapi saat ini aku sendiri...kupikir inilah yang disebut ceroboh.
Yah, kasus
terburuknya aku bisa saja melompat tinggi dan mencari sebuah kota dari atas
langit, tapi mungkin seseorang akan salah paham dan mengganggapku sebagai
monster terbang.
(Aku harus bergerak,
mungkin aku bisa bertemu dengan orang lain yang mengetahui sesuatu.)
Meskipun aku
seharusnya hanya perlu mengikuti jalan yang kutemukan, sayangnya aku tidak tahu
jalan mana yang harus kupilih, yah sangat bagus jika aku bisa bertemu
seseorang...
Sambil
berharap seperti itu, aku mengumpulkan「Magic Stone of Monster Repellent」yang kutaruh di sekitar kasur. Seperti
namanya, aku menaruhnya karena itu membuat para monster menjauh. Membuat jarak
dan menaruhnya di sudut hingga membuat area persegi, aku memasukkan kekuatan
sihirku ke dalamnya. Kemudian itu akan membuat penghalang yang membuat para
monster menjauh tergantung pada kekuatan sihir itu. Meskipun itu tetap bekerja walau kau
memindahkannya, efeknya akan hilang apabila kau mengambilnya.
“Ini yang
terakhir.” (Setsu)
Aku
berjongkok dan mengambil batu yang terakhir, dan ketika aku memasukkannya ke
dalam tas sihir, angin yang sedikit hangat menghempas wajahku.
“N?” (Setsu)
“Burururu”
(???)
Ketika aku
merasa tidak enak dan melihat ke depan, di sana ada seekor babi hutan yang
besar dengan kepala yang mencapai tinggi tubuhku. Tubuhnya tertutupi bulu
cokelat yang tebal, dan juga memiliki dua gading yang sangat besar.
Mahluk ini
adalah apa yang mereka sebut monster di dunia ini...sepertinya dia datang
setelah aku menghapus penghalangnya, jadi angin tadi adalah dengusan mahluk
ini.
Aku masih
tetap tidak bergerak, babi hutan itu melihatku seperti mangsanya.
“Ada apa
denganmu, ingin bertarung?” (Setsu)
“BURURURURUuuuu!”
Tidak perlu
mengobrol huh――――――
Babi hutan
itu mengacungkan kepalanya, mencoba menusukku dengan gadingnya.
Aku sedikit
mengelak, membuat jarak darinya.
“Burururu…”
“Yang satu
ini〈Kelas
B〉mungkin?”
(Setsu)
Tentang kelas B, ada tingkat ancaman monster di dunia ini. Peringkat
diberikan untuk menjelaskan seberapa berbahayanya monster itu,paling rendah
adalah kelas E, dan kemudian D,C,B,A,S,SS, sampai SSS. Jadi kekuatan kelas B
ini kira-kira berada di tengah.
BTW, para
petualangan juga memiliki peringkat yang seruoa. Meskipun baik monster dan petualang akan menempati area
mereka sendiri begitu mencapai peringkat S, tapi mantan petualang Baus
sebenarnya memiliki peringkat SSS, hanya beberapa orang yang bisa mencapainya
di masa lalu.
Yah bahkan aku juga berhasil
mencapai peringkat SSS di kehidupanku sebelumnya!
―――――
Sekarang, sudah cukup membualnya dan mari kita hadapi babi hutan ini.
Babi hutan
itu mengumpulkan kekuatan sambil menggarukkan kakinya ke tanah. Itu terlihat
seperti sedang memanaskan mesin.
“...Baiklah, akhirnya giliran
Kuromaru setelah sekiam lama.” (Setsu)
Aku menaruh
tanganku ke tas sihir untuk membelah monster ini menjadi dua dengan pedang.
Meskipun aku
bilang untuk tidak membunuh seseorang atau keyakinan seperti itu kemarin, tentu
para monster tidak termasuk.
Meskipun
tidak semuanya, tapi monster harusnya merupakan musuh bagi semua mahluk hidup.
monster ini sebenarnya tidak memiliki kehendak, mereka hanya menyerang mahluk
yang berada di depannya, hidup hanya dengan instingnya. Makan atau dimakan. Aku
juga terbiasa dengan hukum dunia ini karena mereka.
“Maaf saja,
kurasa aku masih tidak ingin
menjadi yang dimakan.” (Setsu)
Aku
mengeluarkan pedang besar dari tas, dan menghunuskannya. Sisi pedangnya
memantulkan sinar matahari
pagi dan bersinar dengan warna hitam.
Aku melihat babi hutan itu
melepaskan energinya dalam sekejap, berlari dengan kecepatan penuh. Pasti akan kena,
jika itu bukan aku.
“BURUOOOOooooo!!!”
Aku
mengayunkan Kuromaru ke atas babi hutan yang berlari sambil meraung itu.
“Ini――――――”
(Setsu)
Saat
pedangnya mengenai babi hutan, itu membelah tubuhnya seperti memotong tahu,
memotong tubuhnya menjadi dua.
...Babi
hutan itu terpisah menjadi dua bagian di depanku, menyusuri tanah dengan daging
segarnya.
“Wew… kau
masih tajam seperti sebelumnya, Kuromaru.” (Setsu)
Memotong
tulang monster yang tidak begitu lunak, tidak ada satu pun serpihan yang
terlihat di Kuromaru. Meskipun aku tidak pernah mendengar apapun tentang
materialnya, haruskah aku bertanya tentang itu kali ini? Aku tertarik dengan hal itu. Aku
mengembalikan Kuromaru ke sarungnya, dan melemparkannya ke tas sihirku. BTW,
sarung itu memiliki kemampuan membersihkan otomatis, jadi pedang otomatis akan
bersih hanya dengan menaruh ke sarungnya.
“Baiklah,
urusanku sudah selesai….
Sekarang mari kita pergi?” (Setsu)
Itu tidak
ditujukan kepada
siapaun....
Aku
memunggungi babi hutan yang terbelah itu, dan mulai berjalan menyusuri hutan.
Monster yang
mati akan berubah menjadi partikel sihir baik cepat atau lambat jika kau pergi
meninggalkannya, jadi tidak perlu melakukan apapun karena itu hanya akan
menghilang menjadi udara. Sepertinya itu tidak akan terjadi jika kau
memungutnya, dan itu akan membusuk seperti daging mahluk normal lainnya.
Meskipun aku dengar bahwa kekuatan sihir dari tanah juga memengaruhinya, tapi
aku tidak tahu rincian tentang hal itu.
“――――――apakah
itu jalan?” (Setsu)
Aku sudah
berjalan selama satu atau dua jam...ketika aku menyusuri hutan, aku akhirnya
menemukan jalan yang terbuat dari tanah tanpa ada pohon di sekelilingnya.
Karena aku
merasa lega melihatnya, aku pun mendekat.
―――――― Di
dekat jalan itu, seorang perempuan berteriak hingga terbentuk sebuah gema di
area itu.
“Kyaaaaaa!!”
(???)
“!?” (Setsu)
Aku
menyembunyikan tubuhku di belakang pohon ketika aku mendengar teriakan itu, memeriksa suara itu.
――――――di
sebelah sini?
Menyusuri
jalan yang kulihat...sebuah kereta jatuh di sana.
Beberpa
orang yang berpakaian mirip denganku terbaring dengan berlumuran darah.
Ugh…di sana
juga ada kepala yang baru saja dipenggal…
Meskipun aku
tidak membunuh, melihat banyak mayat dari orang yang dibunuh seperti itu tentu saja membuatku sedikit
bersiap...tapi aku masih belum terbiasa melihat kepala yang dipenggal. Itu
membuat nafsu makanku hilang, aku tidak bisa membayangkan hal itu ketika berada
di Jepang.
Ketika aku
masih sibuk dengan mayat, beberapa orang berpakaian kotor berbicara dengan mulut vulgarnya.
“Ora oraa!
Cepat ambil itu!!” (???)
“Masukkan semua barang
berharga ke dalam tas!” (???)
“Oi, apa
yang harus kita lakukan dengan gadis ini? Dia masih muda tapi terlihat
menarik.” (???)
“Kumohon…hentikan…”
(Si gadis)
Aku melihat
bandit huh? 5 orang... itu bandit yang sangat radikal, kumpulan bandit yang
kukenal biasanya menghindari pembunuhan dan bekerja lebih efisien tahu?
Meskipun
kereta pedagang itu diserang, siapa gadis itu?
“Kita bisa menjualnya! Beberapa bangsawan mesum pasti akan
membelinya.” (Bandit A)
“Itu
benar!”(Bandit B)
“Kita benar-benar
beruntung! Karena menjarah pedagang dengan penjaga yang lemah!” (Bandit C)
“Kumohon….
Tolong kembalikan barangku…” (Si
gadis)
“Tch! Diam!”
(Bandit)
“Ouch!” (Si gadis)
―――――― Aku
terkejut, anak itu seorang pedagang?
Meskipun
gadis itu merangkul kaki bandit dan memohon untuk mengembalikan barangnya,
mereka hanya menendang gadis itu.
“Oi! Jangan kau lukai dia karena
sekarang dia adalah barang
kita juga!!”
“Cheh! Gadis
ini mendekatiku dan
memegangku dengan tangannya!”
Meskipun aku
ingin masuk ke masalah itu, aku memikirkannya lagi.
Pihak yang lain itu pasti menyebalkan...
atau, dilihat dari penampilannya, sepertinya mereka juga memiliki rekan yang
lain. Berurusan dengan pihak
lain juga akan merepotkan...
“――――――Tapi
aku tidak bisa menyebut
diriku laki-laki jika aku tidak menolong gadis itu...” (Setsu)
Memang benar
kalau itu akan merepotkan, tapi
“Makan
siangku akan terasa seperti kotoran kalau aku tidak membantunya!” (Setsu)
Tidak ada
jalan lain, itu pasti akan meninggalkan kesan yang buruk kalau aku tidak
membantu. Aku akan menyesalinya jika aku tidak melakukan apapun.
Aku keluar
dari bayang-bayang pohon, dan berlari menuju para bandit itu.
Ada jarak yang jauh, tapi aku
tiba di sana dengan cepat,
melakukan serangan dadakan pada bandit itu dengan mengayunkan tinjuku.
“Oraa!”
(Setsu)
“Guh!?”
(Bandit A)
Sudah terlambat ketika dia
menyadari kehadiranku,
tinjuku sudah mengenai punggungnya.
Bandit itu
melayang dengan bentuk seperti udang, berguling-guling di tanah.
Tetap saja,
mereka lemah... aku bahkan tidak menggunakan sihir peningkatan, kau tahu? Akhir-akhir ini bandit memang tidak bagus
huh.
“Jangan
khawatir, tulang belakangmu tetap aman dan sehat.” (Setsu)
Aku
mengatakan hal itu pada bandit yang meraung di tanah. Yah mungkin dia tidak
akan bisa bergerak untuk sementara waktu karena kesakitan.
“Apa itu!?”
(Bandit B)
“Kau
sialan!!” (Bandit C)
Oops…
Sepertinya
para bandit yang sadar bersiap-siap untuk bertarung.
Dua orang
itu mengambil pisaunya, dan pada saat yang bersamaan menghunuskannya padaku.
“Kau bahkan
tidak memikirkan kombinasi…” (Setsu)
Dua pisau
itu melaju lurus kepadaku dengan bodohnya, jadi aku menjatuhkannya dengan
memukul pergelangan tangan mereka sebelum pisau itu mencapai tubuhku.
Sebelum
pisau jatuh ke tanah, aku memukul perut mereka memakai kedua tanganku dengan
tinjuku.
“*cough*!”
(Bandit B)
“Guh…”
(Bandit C)
“Baiklah,
sekarang tinggal dua yang berada di belakang~.”
(Setsu)
Dua orang yang
menerima tinjuku di perutnya itu
berguling di atas tanah karena kesulitan bernafas, jadi aku pergi menuju dua
orang yang tersisa.
“Sial!!
Ayo pergi!!” (Bandit D)
“La-lari!!
Ada apa dengan orang ini!?” (Bandit E)
Dua orang
yang tersisa mempertimbangkan kalau mereka tidak akan bisa melawanku, jadi
mereka berbalik dan berlari ke hutan. Mereka mengambil keputusan keputusan baik.
Tapi terserah.
“Naif
sekali, kau ingin kabur?” (Setsu)
Aku
mengalirkan kekuatan dan menendang salah satu bandit yang berguling dan
menendang satu yang lain ke arah mereka berdua yang mencoba untuk lari.
“Apa!?
Berhentilah mengac―――――guoh!?” (Bandit D)
“Gyaaah!!”
(Bandit E)
“…Dan Gol.”
(Setsu)
Aku melihat
mereka jatuh dan berguling di hutan, aku tidak bisa menyembunyikan tawaku.
Meskipun aku
mencoba untuk menghampiri mereka, aku merasa ada sesuatu yang aneh saat aku
melangkah ke depan, dan ketika aku melihat ke bawah, di sana ada bandit pertama
yang masih terbaring, masih memegangi perutnya.
“Oops, Aku
melupakanmu♪.” (Setsu)
Aku
meraih rambutnya, dan mengangkat sambil menyeretnya.
Sekarang,
biarkan aku bermain sedikit lagi.
Ketika aku
menghampiri mereka yang terjatuh, dua bandit yang mencoba kabur tadi sedikit
berteriak.
Ohho~mereka
benar-benar takut sekarang.
“Hii`…”
“Tu-tunggu…
Akan kukembalikan barangnya …Ku-kumohon ampuni aku…”
Dua orang
yang kutendang tadi sudah pingsan, mereka tidak bergerak tidak peduli apa yang
kulakukan, jadi akan memukul sisanya.
“To-tolong…maafkan
aku..”
“Jika kau
setuju dengan apa yang gadis itu katakan sekarang, aku tidak akan memasukkan
kejadian ini ke kepalaku...yeah, dengan kata lain, aku tidak akan membunuhmu.”
(Setsu)
Orang itu
menghela nafas lega saat aku mengatakan itu.
Jika
seseorang yang mengenalku melihat hal ini, mereka pasti akan berkata kalau aku
akan meninggalkan mereka dalam「Kesedihan」Betapa kasarnya orang-orang itu.
“Kau
benar-benar akan mengabaikannya?” (Bandit)
“Nafsu
makanku akan turun jika aku lakukan itu padamu.” (Setsu)
Aku tidak
akan membiarkan satu ‘dendam’ pun pada makanan... ini adalah salah satu
keinginan umat manusia.
(T.N:Mungkin beberapa kalimat setelah ini
akan membingungkan, RAW English juga bingung dengan maksud kalimatnya)
―――――N? Itu
bukan benar-benar dendam pada makanan? Jangan minta detailnya.
Orang-orang
ini juga seperti itu... aku menatapi wajah mereka. Kau pikir aku punya selera
bila melihatmu!!?
Bahkan jika
aku mengatakannya...itu terlalu banyak.
“Tapi, tetap
saja sebagai seorang laki-laki aku sangat membenci pria yang menyakiti wanita.”
(Setsu)
Wajah bandit
itu membiru dengan cepat.
―――――N?
Kalian juga menggunakan kekerasan kan? Karena kalau itu Eruka, itu pasti sudah
lama.
“―――――Jadi
dengan ini, kita sama-sama penjahat.” (Setsu)
N? Siapa
yang jahat?
―――――Siapa yang tahu?
Paling tidak
aku bukanlah pahlawan.
“Tolong
santailah, aku hanya mengalahkanmu sampai titik di mana kau hampir mati.” (Setsu)
――――― Sudah
tidak ada lagi pertimbangan untuk para bandit ketika aku mengatakan hal itu.
Rasa haus
darahku sedikit muncul di sana..wajah
mereka sudah membiru...
“Kurasa
sudah cukup.” (Setsu)
Aku membawa
lima bandit itu, dan mengikat mereka ke pohon dengan tali kuat yang kuambil dari tas sihirku.
Yah, jika mereka
beruntung seseorang mungkin akan menyelamatkan mereka.
Ketika aku
kembali ke jalan, gadis tadi bergegas menghampiriku.
“U-um!!
Terima kasih banyak sudah menolongku!” (Si gadis)
Dia memakai
gaun biru muda, rambut berwarna hitam dengan beberapa pasir yang menempel, dengan rambut depan
pendek. Wajahnya kecil dengan mata yang indah. Kupikir dia berumur 12-15?
seseorang tidak akan menjadi pedagang di usia itu.
“ N, ya tidak masalah. Karena aku sedang berada di
dekat sini saat mereka menyerang. BTW, ada sesuatu yang ingin kutanyakan
padamu.” (Setsu)
Bahkan jika
aku mengatakannya, ketika aku tengah mengikat bandit tadi, saat itulah seharusnya
aku bertanya pada mereka tentang jalan ke kota pelabuhan.
“Fue? Apa
yang ingin kau dengar?” (Si
gadis)
“Yeah, aku
ingin pergi ke kota pelabuhan. Apakah kau tahu jalannya?” (Setsu)
“Te-tentang
itu!? A-aku juga sedang dalam perjalanan ke sana! Kalau ke sana, aku tahu jalannya!” (Si gadis)
Ooh!
Baiklah, dengan ini aku tidak akan tersesat lagi.
“Bagus.
Tolong beritahu aku!” (Setsu)
“U-um… Meskipun aku bisa memberitahu
jalannya…” (Si gadis)
…Apa? Walaupun aku benar-benar ingin
agar kau memberitahuku lebih cepat…
“Ma-maukah kau
menjadi pengawalku …?” (Si
gadis)
“――――――Huh?”
(Setsu)
――――――
Dengan ini, itu adalah pertemuan pertama antara aku dan pedagang muda, Ruri.
Berikut Ilustrasi characternya
Setsu |
Yuuhi |
Ruri |