Isekai Shoukan wa Nidome : Chapter 8 Bahasa Indonesia
Translator : Maou
Editor : BeoNovel
Chatpter 8: Perpisahan dengan negeri yang kacau
Author’s
Note:
Yang satu ini akan panjang
[T.N: Memang sangat panjang]
Yang satu ini akan panjang
[T.N: Memang sangat panjang]
“―――――Hmm…… Darimana aku harus menjelaskannya?”
(Setsu)
Beberapa waktu telah berlalu, sekarang
yang berada di toko ini hanya Yuuhi, Eruka dan aku. Aku merasa tidak enak pada
pengunjung lainnya, tetapi aku harus menyuruh Eruka untuk menggunakan Charm Eye
untuk membuat mereka berjanji agar tidak memberitahukan apa yang terjadi di
dalam toko ini kepada orang lain, dan kemudian menyuruh mereka untuk pulang.
Untuk sebuah janji yang dibuat dengan Charm Eye, itu akan tetap ada di dalam
pikiran bahkan setelah kau membatalkan kekuatan matanya, kecuali dalam keadaan
ekstrim. Keinginan sang putri
juga seharusnya masih tetap ada
pada teman sekelasku.
(T.N: Sang putri menggunakan Charm Eye pada chapter 1.)
(T.N: Sang putri menggunakan Charm Eye pada chapter 1.)
“…Itu benar, pertama-tama aku akan
memberitahumu hubunganku dengan Eruka?” (Setsu)
“Yeah…”
(Yuuhi)
Sekarang, hal yang sedang kubicarakan
adalah tentang bagaimana aku telah datang ke dunia ini, dan entah bagaimana
hubungan Master-Budak yang membingungkan
dengan Eruka. Aku melewatkan bagian tentang aku yang telah bereinkarnasi karena
itu akan membingungkan
“Apa sih yang membingungkan dari hubungan
Master dan Budak?!?” (Yuuhi)
Meskipun pertanyaan Yuuhi masuk akal,
sangat sulit untuk mengatakannya karena wanita itu telah menjadi M saat aku
sedang latih
tanding dengan Eruka. Maaf Yuuhi.
“Mari berhenti di sini, hal terpenting
adalah tentang kapan aku datang ke dunia ini kan??” (Setsu)
“Sangat menakjubkan kau bisa mengabaikannya
dengan wajah datar seperti itu...yeah, kau benar.” (Yuuhi)
Setelah itu aku membicarakan tentang aku
yang mendapatkan kekuatan dari berbagai benua. Dan juga tentang niat buruk
negeri ini―――――
Dan mulai sekarang aku akan meninggalkan
negeri ini dan menemui beberapa orang.
“―――――Seperti yang kupikirkan, Yuki-kun akan
pergi.” (Yuuhi)
“…Bagaimana kau bisa tahu?” (Setsu)
“Entah bagaimana, kau memiliki hawa yang
mengatakan kau akan pergi ke suatu tempat.” (Yuuhi)
WTF, apa aku memang mudah dibaca...?
Eruka mengangguk “uhuhu”.
“Jawablah…. Bolehkah ikut denganmu?” (Yuuhi)
“…Tidak boleh. Kau masih memiliki banyak kekurangan.”
(Setsu)
“Tapi! Meskipun aku bisa bertarung!?” (Yuuhi)
Memang benar kalau sihir Yuuhi bisa
dianggap kelas atas, tetapi masalahnya ada pada kemampuannya.
“Kau masih kurang berpengalaman, pengalaman menyerang dan
membunuh monster, pengalaman membunuh musuh ――――――”
(Setsu)
Pengalaman membunuh rekan―――――Aku hampir mengatakannya, tapi aku menghentikannya. Yang satu ini hanya berlaku untukku, Yuuhi tidak perlu pengalaman seperti itu.
Meskipun aku tidak tahu bagaimana dia
melihat tatapan masamku, Yuuhi tidak mengeluh.
“Lalu....apa yang harus kulakukan? A...aku
ingin pergi dengan Yuki-kun...” (Yuuhi)
… Kurasa sekarang aku harus bangga
karena ada seorang wanita yang berkata seperti itu kepadaku.
Meskipun aku tidak berencana untuk membawa siapapun, aku
bermaksud untuk menyarankan hal ini.
“Kalau kau ingin ikut, maka...belajarlah hal
dasar dari Eruka, dengan dia,
Yuuhi pasti bisa menjadi lebih mandiri. Eruka, bisakah aku meminta hal itu
kepadamu?” (Setsu)
“Jika itu permintaan Setsu-sama. Aku akan
memberikan dia banyak pengalaman selama Yuuhi-san sanggup.” (Eruka)
Betapa bisa diandalkannya wanita ini...pandanganku
untuknya mungkin berubah jika dia bukan seorang yang mesum.
“Bagaimana?” (Setsu)
“…A,―――――Aku ingin jadi lebih kuat. Sehingga aku bisa berkeliling dunia dengan Yuki-kun…Eruka-san,
Bisakah aku meminta hal itu padamu?”
(Yuuhi)
“Itu tidak akan mudah, kau tahu?” (Eruka)
“Aku akan kulakukan apapun.” (Yuuhi)
Keinginan untuk menjadi lebih kuat
terpancar di mata Yuuhi. Karena sampai sekarang dia tidak terpengaruh dengan Charm
Eye sang putri, meskipun pada awalnya di matanya masih ada keraguan tanpa
tujuan yang jelas, tetapi sekarang matanya sama kuatnya dengan yang lain.
“―――――Dia lulus, Setsu-sama.” (Eruka)
“Yeah, aku titipkan dia kepadamu, Eruka.” (Setsu)
“serahkan padaku, akan kubuat dia menjadi
penyihir yang bisa membakar sebuah benua.” (Eruka)
Tidak…meskipun aku berkata untuk memberikan dia
pengalaman…setidaknya dalam
tingkat kota ini.
“Kau tidak perlu sejauh itu…setelah itu, oh ya―――――karena kita masih memiliki banyak waktu, untuk mengganti waktu yang hilang tadi, kali ini mari kita semua berjalan
bersama-sama.” (Setsu)
“Un! Janji ya!” (Yuuhi)
Akhirnya hari ini Yuuhi mendapatkan
tujuannya setelah datang ke dunia ini.
“Ini sudah sore…” (Setsu)
Kami bertiga meninggalkan toko dan
berjalan berkeliling kota. Meskipun benar bahwa aku seharusnya tidak boleh
berlama-lama di negeri ini, aku memutuskan untuk tetap tinggal sedikit lebih
lama.
“Karena aku harus bersiap-siap meninggalkan
negeri ini, aku harus pergi ke beberapa tempat.... apa yang akan kalian berdua
lakukan? (Setsu)
“Sedikit…bisakah aku meminta sedikit waktu untuk membicarakan
sesuatu dengan Yuuhi-san?” (Eruka)
Hanya kalian berdua?
“Okay. Kalau
begitu, kita akan bertemu lagi nanti.”
(Setsu)
“Ya” (Eruka)
Ketika aku bertemu mereka lagi, itu
waktunya bagiku untuk mengucapkan selamat tinggal…
Eruka pergi dengan Yuuhi yang kebingungan.
Sekarang, aku harus menyelesaikan urusanku.
[T.N: Sudut pandang berubah ke orang ketiga.]
Saat Eruka dan Yuuhi berpisah dengan
Setsu, mereka pergi dari kota menuju ke tempat yang lebih sepi.
“Um…membicarakan
apa?” (Yuuhi)
“Aah, aku tidak akan membicarakan hal penting.
Hanya sedikit cerita tentang pria
itu.” (Eruka)
Di sini Eruka tidak menggunakan
‘Setsu-sama’. Dia telah belajar dari masalah sebelumnya.
“Dia percaya bahwa terlalu naif hidup di dunia ini.
Karena itulah dia marah beberapa waktu lalu. “(Eruka)
“Percaya…?” (Yuuhi)
“Ya―――――― Tak peduli seberapa banyak dia disiksa, tidak peduli berapa
banyak dia dibuang, meskipun dia diserang, dia tidak akan membalasnya. Tetapi,
bila seseorang yang dicintainya terlihat dalam bahaya, dia akan menggunakan
semua ‘kartu’ yang dia punya untuk membantunya... itulah yang dia percayai.”
(Eruka)
[T.N: RAW Englishnya juga bingung makai Keyakinan atau Kepercayaan, sekarang kita pakai ‘percaya’.]
[T.N: RAW Englishnya juga bingung makai Keyakinan atau Kepercayaan, sekarang kita pakai ‘percaya’.]
Itu terdengar seolah-olah dia tidak peduli
apa yang terjadi padanya tanpa memikirkan apapun.
“Mungkin itu karena kekuatannya, bisa saja
untuk mengatakan bahwa dia tidak tergores karena berbagai hal terjadi padanya. Jika kita menyamakannya di tingkat binatang, kita hanya
semut yang berkumpul di sekitarnya.”
(Eruka)
“Yuki-kun…dia begitu kuat.” (Yuuhi)
“Bisa dikatakan kalau dia itu diatas
rata-rata…Tetapi bagi semut, jika kita ‘mengigit’ rekannya, dia akan menghancurkan mereka dengan
segala cara…dia orang yang
seperti itu.” (Eruka)
Saat di kafe, Setsu tidak khawatir bila
identitas aslinya diketahui, posisi Eruka-lah yang dia khawatirkan. Jika negeri
ini tahu tentangnya dan tahu kalau wanita itu memiliki hubungan dengan
seseorang yang ‘dibenci’ oleh negeri ini, mereka pasti tidak akan memaafkan
Eruka. Bahkan jika dia adalah
rekan lama Setsu, bukan, itu karena sudut pandang mereka yang terbatas. Kemarin
malam juga sangat berbahaya untuk pergi ke kamar Setsu. Yah, Eruka tidak akan membuat kesalahan
sampai-sampai ketahuan. Meskipun Yuuhi mengetahuinya.... itu tidak apa-apa
karena dia tidak ‘dicuci otak’ oleh sang putri, tetapi jika orang lain yang
mengetahuinya...
Dia tidak ingin pergi ke medan perang, dia
setuju menggunakan energinya untuk melatih para pahlawan di kastil.
“Kita juga tidak perlu lagi tinggal di kastil…”
(Eruka)
Tujuan wanita ini adalah agar Setsu
kembali, walau dalam kasus yang tak terduga.
“Bisakah kita mengikuti Yuki-kun?”
(Yuuhi)
“Tidak bisa, karena para pengejar akan mengejarnya jika kau
mengikutinya.” (Eruka)
Meskipun negeri ini mempekerjakannya untuk
melatih para pahlawan, itu juga digunakan negeri ini untuk memantau dirinya.
Mereka tidak ingin ada sesuatu hal yang berkaitan dengan Setsu...mereka sangat
berhati-hati mengamatinya di malam hari, tapi karena perang telah berlangsung,
Eruka akhirnya ‘menang’ karena mereka kekurangan staf.
“Yah, sangat menyenangkan melihat kalian
semua berkembang, tetapi ada hal yang harus kami selidiki.” (Eruka)
Hal penting yang harus mereka
selidiki...adalah tentang seseorang yang Tia dan Eruka laporkan pada Setsu.
Seseorang yang harus mereka klarifikasi
kebenarannya, jadi itu sangat penting.
“Sebegitunya… apa itu memang sangat penting?” (Yuuhi)
“Paling tidak… itu sangat penting bagi kami.” (Eruka)
Dia mulai membicarakan tentang hal itu.
“Saat itu, sekitar lima tahun yang
lalu...dia telah dipanggil bersamaan dengan temannya. Kupikir mereka terpanggil
karena berada di tempat yang sama. Mereka
berdua menjadi semakin kuat, dan meskipun mereka mulai terbiasa dengan dunia
ini...aku bertanya-tanya dimana perbedaanya? Salah satu dari mereka telah
dipanggil ke negeri ini, untuk ikut dalam peperangan...sedangkan yang lain
kabur dari negeri ini, dan membuat hubungan dengan para Beastman dan ras
Iblis.”
Dan kemudian――――――mereka bertarung.
“Seseorang yang mencoba untuk membawa kemenangan pada negeri manusia
berbaris bersama tentaranya menuju benua iblis, berencana untuk membantai ras
Iblis...dialah yang menghentikan hal itu. Untuk melindungi ras Iblis yang
berteman dengannya, dia bertarung dengan orang itu. Dan di saat-saat terakhir
dari pertempuran itu――――――Dia...membunuh
orang itu dengan tangannya sendiri.“ (Eruka)
Ini adalah pertempuran yang mengubah
bentuk geografis tempat itu, Eruka mengingatnya.
Bisa dikatakan ini adalah pertempuran
antar pahlawan...tapi dia adalah pahlawan di antara pahlawan, bahkan bila dibandingan
dengan pahlawan dari negeri manusia, ataupun pahlawan dari ras Iblis dan
Beastman.
“Meskipun dia depresi karena telah membunuh temannya
sendiri, dia nyaris tidak bisa pulih dari hal itu.
『Masih banyak kehidupan yang harus aku
jalani』itulah yang
dikatakannya sambil tersenyum masam. Saran yang dia berikan kepadamu untuk ‘membunuh’ sebelumnya, dia bahkan tidak
memilikinya. Dia kehilangan hal itu sejak saat itu.” (Eruka)
“……” (Yuuhi)
Yuuhi terdiam. Masa lalunya lebih kelam dari yang dia
bayangkan.
“Di dunia ini, aku dan yang lainnya
‘digunakan’ untuk membunuh. Kami tidak akan bersimpati walau
sebanyak apapun musuh kami dikuburkan ――――――Tetapi, jika kali ini dia akan
membunuh lagi, aku ingin tahu apa yang akan terjadi...” (Eruka)
“…..”
(Yuuhi)
Yuuhi masih tidak mengeluarkan sepatah
kata pun. Dia baru tahu sisi yang tidak dia ketahui tentang Setsu, jadi dia
kehilangan apa yang mau dikatakannya
“…Bisakah kita kembali ke topik cerita?
Penyelidikan kami sangat penting
pada orang yang mati itu.” (Eruka)
“….Orang itu telah mati kan?” (Yuuhi)
“――――――orang itu bisa saja masih hidup.”
(Eruka)
“!?” (Yuuhi)
Orang itu masih hidup―――――― Itu adalah kalimat yang bisa menggemparkan
negeri ini.
“Masih
tidak ada bukti yang pasti…..tapi entah bagaimana Tia mendeteksi kekuatan sihir
orang itu, meskipun itu hanya sesaat, kami berencana menyelidikinya untuk
memastikan hal itu…” (Eruka)
“Jika orang itu masih hidup…apa yang akan kau lakukan?” (Yuuhi)
“…kupikir, aku akan membunuh orang itu.
Karena orang itu sangat berbahaya.” (Eruka)
Untungnya,
mereka datang ke tempat yang tidak cukup terkenal. Mengumumkan bahwa mereka
membunuh seseorang, tidak lucu kalau mereka tertangkap.
“… bukankah itu berbahaya?” (Yuuhi)
“Orang itu sangat ingin menghabisi para
Beastman dan ras Iblis. Seseorang
yang menyebabkan peperangan di dunia ini――――――itulah yang kudengar darinya.” (Eruka)
Bisa dikatakan itu adalah balas dendam,
dan alasan mengapa dia akan ikut berpartisipasi dalam perang kali ini.
“Jika orang itu masih hidup… Dia pasti akan ikut dalam
peperangan ini. Bila
orang itu di sini, mereka pasti akan membunuh satu sama lain lagi. Karena aku
ingin menghindari hal itu, aku berencana untuk melakukan apa yang kubilang
tadi.” (Eruka)
Jika orang itu masih hidup, dia akan
membunuhnya sebelum orang itu bergabung dalam peperangan
――――――Itulah yang dia rencanakan.
“――――――Ups, maaf. Hal yang ingin kubicarakan denganmu bukan cerita
tadi.” (Eruka)
“….?”
(Yuuhi)
Suasana yang
berat lenyap dari Eruka. Yuuhi tersentak dan mengembuskan napas tanpa sadar.
“Apa yang ingin kukatakan padamu, setelah kau menjadi lebih kuat, aku ingin kau untuk membantunya.”
(Eruka)
“Yeah… mengapa kau bilang hal yang sudah jelas seperti itu padaku?” (Yuuhi)
“Apa aku mendengarnya dengan baik?” Itulah ekspresi yang Yuuhi tunjukkan. Eruka
mengubah pandangannya pada Yuuhi. Meskipun telah mendengar bahwa Setsu pernah membunuh seseorang, dia rasa mungkin pikirannya akan berubah, tetapi
sepertinya itu tidak masalah.
“Yuki-kun banyak membantuku saat berada di
Jepang. Meskipun orang-orang
melihat Yuki-kun sebagai orang yang aneh, dia sebenarnya sangat manis dan lembut. Karena aku selalu
dilindunginya, aku sangat lega ketika tahu bahwa Yuki-kun tidak memiliki
kekuatan apapun setelah datang ke dunia ini. Kali ini aku bisa melindunginya――――――Tapi
ternyata dia hanya menyembunyikan kekuatannya...kurasa aku sedikit kecewa. (Yuuhi)
Yuuhi tersenyum masam.
“Jadi kau menginginkanku untuk membantu Yuki-kun?” (Yuuhi)
“Ya…meskipun aku berkata begitu, karena dia memang
kuat, aku ingin kau untuk
membantunya dalam arti yang lain.” (Eruka)
“Yang lain?” (Yuuhi)
“Aku ingin melindunginya sebisa mungkin.
Jika dia tidak dalam keadaan yang sangat berbahaya, dia tidak akan menunjukkan
kekuatannya. Itulah yang dia percayai.” (Yuuhi)
“Dengan kata lain…. Itu tentang menjadi kuat tanpa ada yang bisa
mengalahkannya?” (Yuuhi)
Eruka mengangguk setuju. Begitu dia
menjadi kuat, dia bisa mendukung Setsu. Itulah hasil terbaik yang diinginkannya
untuk Yuuhi.
“Mulai sekarang aku akan tegas kepadamu oke?
Jangan pikir kau bisa bersenang-senang.”
(Eruka)
“I-Iya! Akan kulakukan sebisaku!” (Yuuhi)
Mereka berdua pun berjalan mengelilingi
kota.
Tidak ada yang menduga bahwa cepat atau
lambat, nama Yuuhi yang telah mendapatkan kekuatan lebih dari yang diduga akan
sampai di telinga Setsu yang telah meninggalkan benua ini, bahkan melampaui
nama Kouma yang memiliki Pedang Suci.
[T.N: Sudut pandang kembali ke MC]
Setelah berpisah dari mereka, aku pergi
mengunjungi pinggiran kota. Meskipun aku tidak ingin berada di sini lebih lama
karena di tempat ini tidak aman, tapi mau bagaimana lagi? Aku memiliki urusan
di sini. Tempat yang aku tuju merupakan tempat yang lebih tertib dan tenang
dari tempat ‘terendah’ negeri ini. Bahkan jika aku mengatakan kalau tempat ini
lebih baik, pencopetan terjadi di depanku beberapa waktu yang lalu. Orang itu
mengambil barang orang lain, tetapi kemudian barang itu juga diambil orang lain
lagi, jadi seperti pencuri sepeda yang kemudian sepedanya dicuri lagi. Orang
yang pertama kali dicuri itu sangat menyedihkan...karena ini sangat berantakan,
mengapa negeri ini tidak melakukan apapun untuk mengelolanya menjadi lebih
baik?
“tempat ini kacau seperti biasanya.”
(Setsu)
Tempat yang kucari adalah bar. Papan namanya tertulis masih belum buka.
Meskipun tempat itu memiliki eksterior kayu, karena dimakan oleh waktu, itu membuatnya terlihat akan jatuh setiap
saat. Nama toko ini terlihat di pintu masuknya dan hampir tidak bisa dibaca.
『Bar Baus』
[T.N: バウス atau Ba-U-Su.]
[T.N: バウス atau Ba-U-Su.]
Inilah tujuanku.
Meskipun aku mendorong dengan sekuat tenaga untuk membukanya, pintu itu tidak bergerak
sedikitpun.
“Setidaknya bagian ini masih terawat…baiklah.” (Setsu)
Aku pun menendang pintu itu dan
merusaknya, serpihan kayunya menyebar ke dalam toko.
Benar-benar sebuah misteri mengapa toko ini masih belum hancur meskipun aku tidak datang dan merusaknya sedikit.
Toko ini sangat kokoh walau terlihat
rusak...dilihat dari penampilannya mungkin saja mustahil jika tidak ada yang
berubah sejak lima tahun lalu.
“SIAPA ITU!?” (???)
Telingaku mendengar teriakan nostalgia
yang bagus.
“Kau menghancurkan pintunya!! Apa kau ingin itu menjadi gurauan
terakhirmu huuuh!?” (???)
Yang berada
dalam toko itu adalah pria besar yang tingginya lebih dari 2 meter. Badan
kecokelatan dengan otot yang besar, mendekatiku dengan kemeja tanpa lengan. Wajahnya
terlihat tua, rambutnya yang memutih juga menunjukkan kalau umurnya telah
melewati paruh baya.
“Bahkan teriakanmu masih sama dengan yang dulu…pria tua…kau tak pernah mendengarkan ya…” (Setsu)
“Huuuh? Suara itu…. kau… kau adalah Setsu?” (???)
“Sudah lama ya, Baus. Aku menghancurkan pintu masuknya seperti biasanya.”
(Setsu)
“UOOOOOOHHH!!!
Kau benar-benar Setsu!!?”
(Baus)
Dalam kegembiraannya, pria besar ini terus
menepuk punggungku, aku tahu kalau dia sama sekali tidak berubah dan karena itu
aku juga senang.
――――――Atau karena menyakitkan, hentikanlah!!
“Hahaa~ Jadi begitu, kau diusir dari negeri ini dengan cara seperti
itu.” (Baus)
“Untuk beberapa alasan, caramu
mengatakannya membuatku kesal…” (Setsu)
Aku menjelaskan alasanku menghilang mulai
dari awal. Meskipun Baus mengangguk sambil memperbaiki pintunya, semua yang dia
katakan entah mengapa membuatku tersinggung.
“Sepertinya kau punya dendam padaku….”
(Setsu)
“Bukankah aku memiliki alasannya!? Kau
menempati gudang selama lima tahun dan ketika kau datang, kau merusak pintu
lagi!” (Setsu)
Ah, itu benar. Aku ingat alasanku datang
kemari.
“Tolong bukakan gudangnya, aku membutuhkan berbagai persiapan untuk
meninggalkan negeri ini.” (Setsu)
“Kita belum selesai membicarakan pintu ini
dasar bocah sialan…Yah, akan kubukakan sekarang.” (Baus)
“Terima kasih” (Setsu)
Baus hanya sedikit memperbaiki pintunya,
lalu membukakan pintu yang berada di balik meja usang dan memasukinya. Aku pun
mengikutinya dari belakang, memasuki ruangan yang dalam. Ruangan itu dibuat
kokoh yang tidak bisa
dibayangkan dari penampilannya. Lantainya pun bagus, dan juga tidak ada
puing-puing kayu yang berjatuhan dari langit-langitnya.
“Tempat ini tidak banyak berubah.”
(Setsu)
“Barangmu masih ada di sana. Meskipun keadaanya bagus, aku sebenarnya ingin membuang
barang seperti sampah itu karena memikirkan pemiliknya adalah dirimu..”
(Baus)
“Yeah, semuanya terlihat bagus. Terlihat seperti dulu.” (Setsu)
“ ‘Semuanya terlihat bagus’ pantatku…” (Baus)
Keluhan pria tua itu memang masuk akal,
tapi aku ingin kau mengerti posisiku yang tiba-tiba dipindahkan .
“Ini dia.” (Baus)
Baus membuka pintu besar di ruangan itu.
Di dalamnya terdapat banyak peralatan
seperti pedang, tameng, dan panah, peralatan yang mengkilap, kilauan permata,
dan juga koin emas yang menyilaukan mata.
Semua ini adalah apa yang kudapatkan waktu itu. Aku pernah sekali
aktif menjadi petualang, karena itu aku mendapatkan banyak uang, peralatan, dan
semua permata yang ada digudang ini.
Mengapa aku meminta Baus untuk
menyimpannya? Orang ini pernah menjadi ‘manusia teratas’, menjadi petualang
paling kuat bagi manusia.
“Seperti yang kukira… ini lebih banyak daripada yang pernah kudapatkan.”
(Baus)
“Karena aku lebih muda, pria tua.”
(Setsu)
“Aku masih berumur 163 tahun lho.”
(Baus)
“Berapa lama umur rata-rata di dunia ini!?”
(Setsu)
Meskipun aku kenal pria ini sejak lama,
ini pertama kalinya aku mendengar tentang umurnya.
Yah ketika aku memikirkannya, umurnya
memang tidak aneh. Di dunia ini jumlah sihir juga mempengaruhi vitalitas.
Seperti yang kau lihat, karena Baus pernah menjadi petualang manusia terkuat,
jumlah sihir yang dimilikinya pasti sangat banyak. Dia selalu memakai sihir
penguat tubuh. Setelah kemundurannya, dia pensiun dari petualang dan membuka bar ini untuk berbisnis...
“Kau terlalu berisik meski kau adalah
‘muridku’.”(Baus)
“Hanya kaulah yang selalu membuat keributan pria
tua sialan.” (Setsu)
Dia selalu berisik.
...Yah, aku memang seperti muridnya.
Meskipun itu benar-benar kebetulan, orang ini membantuku yang bertingkah
sedikit gegabah, dan menjadikanku muridnya. Saat aku baru menjadi petualang,
kukira aku telah gagal dan dia membantuku?
“…Kau salah mengira kalau rumput beracun itu adalah tanaman obat dan kau
memakannya sampai muntah.” (Baus)
“Oi…Jangan bilang begitu.” (Setsu)
Karena itu adalah kesalahan yang bahkan tidak
dilakukan oleh seorang pemula...maksudku itu karena ramuannya sangat enak.
Aku bersumpah sejak saat itu bahwa aku
tidak akan memakan ramuan obat yang aku ambil secara berlebihan.
Sepertinya, petualang yang berpengalaman
mulai menitipkan ‘bagasi’ mereka kepada Baus. Jika itu dia, merawat senjata
memang keahliannya.
“Mengobrol
memang menyenangkan tapi cepatlah
kemasi barang-barangmu karena aku sudah membukanya.” (Baus)
”Ups, kau benar.” (Setsu)
Aku masuk ke dalam gudang, mencari
barangku. Gudang ini sungguh besar, sihirkah?
“Prinsipnya sama dengan tas sihir, atau kau
sudah lupa kalau aku sendiri yang membuatnya?” (Baus)
“Tidak…Aku tidak melupakannya.” (Setsu)
Tas sihir...itu merupakan tas praktis yang kapasitasnya akan berubah tergantung
jumlah sihir pemiliknya. Kau bahkan bisa memasukkan naga ke dalamnya.
“Yang Ini dan yang itu~?” (Setsu)
Aku memeriksa tas sihirku, dan melihat ke dalamnya.
Seperti yang kukira, aku masih belum bisa
melihat bagian dalamnya, bahkan ketika aku memasukkan tanganku ke dalamnya, aku
tidak bisa meraih dasarnya tidak peduli seberapa banyak aku mencoba meraihnya.
Kemudian aku melemparkan permata ke
dalamnya, dan mencoba mengambilnya lagi dengan tanganku.
Sesuatu menyentuh ujung jariku. Ketika aku
meraih dan mengambilnya, yang keluar adalah permata yang kulempar tadi.
... Yah, meskipun kapasitasnya sangat
besar sampai-sampai aku tidak dapat melihat dasarnya, bila aku membayangkan barang
yang ingin kuambil, lalu memasukkan tanganku ke dalamnya, maka barang itu akan muncul.
Begitulah cara tas ini bekerja, tapi apakah memang ada sesuatu yang sama seperti itu di gudang
ini?
“Cukup pejamkan matamu dan bayangkan apa yang kau inginkan, maka
itu akan muncul di depanmu.” (Baus)
Meskipun aku masih bingung, aku menutup
mataku dan membayangkannya.
Kemudian aku merasa bahwa sesuatu telah
berubah di depanku.
“Buka matamu dan lihatlah.” (Baus)
Ketika aku membuka mataku, sebuah pedang
besar di dalam sarung
dengan panjangnya yang melebihi
tinggi badanku muncul di depanku.
Ketika aku pergi ke benua iblis, aku
mendapatkan ini dari Raja Iblis. Meskipun aku
mempunyai skill pedang suci, itu sangat merepotkan. Jadi aku memutuskan untuk
menggunakan pedang besar ini. Ketajamannya sempurna meskipun aku menyimpannya
terlalu lama. Ada sedikit hiasan di atasnya, dan karena ini adalah pedang hitam bermata dua, aku
menamakannya Kuromaru
“Kau tidak berubah, Kuromaru.”
(Setsu)
“Bisakah kau memberikannya nama yang lebih
bagus?” (Baus)
Menurutku Kuromaru sudah bagus.
“Bagaimanapun, tempat ini memang memiliki
prinsip yang sama dengan tas sihir…” (Setsu)
“Yah, aku hanya mengambil sihir yang berada
di tas sihir dan menaruhnya di tempat ini. Memang memakan waktu, tapi ini
bekerja kan.” (Baus)
Kurasa itu akan bekerja jika kau terbiasa dengan tas sihir dan menerapkannya di ruangan ini.
Aku meneruskan pencarian barangku di gudang. Mengapa di sini ada boneka...?
Melihatku berhenti saat aku menemukan sesuatu yang tidak kuingat, Baus bicara padaku.
“Kau masih saja seperti dulu…karena kupikir kau berencana akan membalas
dendam ke negeri ini.” (Setsu)
Orang ini tiba-tiba berbicara dengan
serius...
“Huh? Mengapa kau berbicara begitu?”
(Setsu)
“Mereka memindahkanmu sampai-sampai kau
hampir terbunuh kan? Meskipun penampilanmu berubah...” (Baus)
“…Aku tidak pernah memikirkan hal itu.”
(Setsu)
Aku telah memutuskan untuk menetap di
dunia ini. Tapi negeri ini malah menentangnya, dan juga mengambil kehidupanku di
Jepang. Munafik jika
aku mengatakan bahwa aku tidak membenci meraka.
“Tetapi, akulah orang yang telah membunuh
‘harapan’ negeri ini. Mereka pasti akan melakukannya sampai sejauh itu....
kupikir begitu.” (Setsu)
Orang lain yang dipanggil bersamaku telah
berteman denganku setelah
kami datang ke dunia ini. Kami belajar bagaimana menggunakan kekuatan kami,
mengucapkan salam perpisahan,
dan mengulanginya――――――benar-benar menjalani kehidupan kami.
Orang itu menjadi pahlawan sejati negeri
ini, sedangkan aku meninggalkan tugas pahlawan dan malah berteman baik dengan para Beastman dan Iblis. Karena
itu aku tidak akan pernah membiarkankan siapapun yang ingin membunuh iblis
dengan pedangnya tanpa ampun. Meskipun aku yang tidak masuk akal jika kau melihatnya dari sudut pandang
manusia. ――――――
“Negeri ini menyimpan berbagai hal penting
bagiku.” (Setsu)
Eruka, Grein dan Tia pasti aman. Raja
iblis dan Beast King juga masih hidup, itu sudah cukup bagiku.
Terutama mereka bertiga yang berada di
negeri ini, saat aku merasa tidak enak menjadi memimpin mereka sebelumnya,
mereka bertiga masih selalu bersamaku.
“Haah… kau memang tidak punya keinginan seperti
biasanya.” (Baus)
“Kasarnya. Aku juga memikirkan diriku sendiri.”
(Setsu)
Apa maksud ‘Haah’ tadi?
“Aku tahu kau akan berpikir seperti itu...
jika itu aku, pasti aku akan mencoba untuk mengungkap tindakan mereka tidak
peduli apa yang akan terjadi. Kau mungkin menganggap mereka seperti kumpulan semut, tapi apa kau tidak
khawatir? Kau setidaknya harus mencoba ‘mengembalikan’ semua itu pada mereka...”
(Baus)
Aku merasa ada kemarahan yang
bercampur di dalamnya saat Baus
mengatakan itu.
...Mungkin karena dia mengkhawatirkan
diriku.
“Bahkan jika aku melakukannya, sekelilingku
akan berbahaya kalau mereka tahu...setelah itu pasti akan ada banyak orang yang
mencariku.” (Setsu)
Aku terkesan dengan apa yang dia katakan.
Aku tidak bodoh, ini seperti dia memujiku dan karena itu aku sedikit merasa
gatal.
“…Itu tidak seberapa. Kalau ada seseorang yang mencoba untuk
menyentuh barangku, aku pasti akan menghapus maereka.” (Setsu)
“Itu tidak apa-apa kan? Tidak peduli apa
yang mereka katakan, perang tidak akan terjadi hanya karena dirimu.” (Baus)
“……” (Setsu)
“Lupakan itu, akan ada banyak orang yang
‘melindungimu’, jadi aku tidak perlu marah di sini.” (Baus)
Aku tidak bisa menjawabnya, jadi aku
diam dan meneruskan apa yang kukerjakan.
Aku ingin mendengar pendapat Baus, tapi
sayangnya aku tidak bisa.
Mungkin karena dia berkata 「Apa kau mengerti?」.
[T.N: RAW Eng juga masih bingung dengan kalimat di atas.]
Mungkin karena dia berkata 「Apa kau mengerti?」.
[T.N: RAW Eng juga masih bingung dengan kalimat di atas.]
“Kau benar, pria tua.” (Setsu)
“Heh, kaulah yang datang ke sini dengan
suah paya. Aku bahkan dalam mood yang bagus sekarang untuk membantumu.”
(Baus)
“Hah! Seperti aku membutuhkan bantuanmu saja.”
(Setsu)
Aku mengemasi tanaman yang bisa di makan,
dan meninggalkan semua tipe bunga yang bisa membuatmu pingsan dalam sekejap.
[T.N: Masih bingung juga, sepertinya kalimat di atas belum tepat.]
[T.N: Masih bingung juga, sepertinya kalimat di atas belum tepat.]
“――――――Nah bagus, sekarang pergilah, muridku yang bodoh.”
(Baus)
“….Yeah, aku pergi, tuan sialan.” (Setsu)
Aku pergi dengan membawa barangku.
Sekarang adalah waktu dimana tokonya akan buka.
...Kupikir saat aku berbicara dengan Baus,
meskipun aku bertingkah seperti anak kecil, untuk beberapa alasan aku tidak
merasa jengkel.
(Dia seperti sosok ayah bagiku――――――)
Aku menggelengkan kepalaku untuk
menyingkirkan pikiran itu, dan bergegas ke tempat pertemuan dengan mereka
berdua. Aku menghabiskan banyak waktu di sini, matahari pun hampir terbenam.
Karena aku akan bertemu dengan mereka di tempat yang tadi, tidak lama lagi aku
akan sampai.
Ketika aku berlari di kota, kata-kata Baus
terngiang di kepalaku.
Dia berbicara tentang hal-hal yang
terjadi setelah perang, dan ketika aku
bilang kepadanya kalau aku tidak akan 「membunuh」lagi,dia berkata;
『Tidak membunuh huh, kupikir itu niat yang
bagus, tapi jangan lupa bahwa itu bisa saja membuat orang yang berharga bagimu
terbunuh, kau tahu ?』 (Baus)
“…Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi.”
(Setsu)
Sambil menggumamkan itu, aku mempercepat lariku.
Membunuh――――――Aku ingat itu.
Perasaan itu, aku tidak berpikir kalau aku
bisa menerimanya sepanjang hidupku.
“Yuki-kun!”
(Yuuhi)
Saat aku tiba di tempat pertemuan, Yuuhi
sudah berada di sini. Tapi aku tidak melihat Eruka dimana-mana.
“Dimana Eruka?” (Setsu)
“Dia kembali, sepertinya dia harus
mempersiapkan latihan untuk besok. Apa kau langsung melupakannya? Karena aku
akan menerima latihan dasar mulai besok, sepertinya itu akan menjadi latihan
yang keras untukku.” (Yuuhi)
Dia kadang memang bersikap seperti itu...
Tapi, kalau itu adalah latih tanding, aku
mungkin ingin ikut. Karena mungkin aku memiliki kesempatan untuk ‘menerbangkan’
Endo yang bodoh itu.
――――――Jika aku berpikir begitu, mungkin karena aku sedikit terpengaruh
pria itu.
“Yuki-kun, dari
mana kau? Matahari sudah hampir terbenam, kau tahu?” (Yuuhi)
“Bagaimanapun,
hari ini adalah hari yang telah
ditetapkan, aku akan mempersiapkan peralatan untuk berkemah.” (Setsu)
Aku menunjuk tas sihir yang menempel di pinggangku saat
mengatakan itu. Karena uang, pedang, dan makanannya ada di dalam, aku merasa
ringan sekarang. BTW, aku membagikan makananku ke Baus, karena memang terlalu
banyak.
“Begitu ya… a-aku akan menjadi kuat jadi Yuki-kun tidak perlu
melindungiku!!” (Yuuhi)
Apa yang Yuuhi maksud adalah sesuatu
seperti 「Aku
tidak akan merepotkanmu」, tapi aku lega.
Mungkinkah dia mendengar yang sebenarnya dari Eruka?
“Aku tidak akan terlibat dalam situasi yang
berbahaya, jadi Yuki-kun
tidak perlu bertarung!” (Yuuhi)
…Kupikir dia mendengarnya dari Eruka?
“Yeah, itu benar. Tolong lakukan itu oke?” (Setsu)
“Un! …karena itulah…kembalilah dengan selamat oke?” (Yuuhi)
“Mustahil aku bisa terlibat situasi yang berbahaya.”
(Setsu)
Sambil berkata begitu, aku memotong
rambutku yang panjang dengan sihir angin. Meskipun aku tidak merasakannya,
rambutku terlihat jatuh ke tanah. Karena rambut yang menutupi mataku telah
hilang, pandangan di depanku sekarang terlihat jelas. Aku benci bila bentuknya
tidak rapi, untuk sekarang aku hanya memotong hingga aku bisa melihat.
Meskipun sebelumnya aku berencana untuk
memotongnya, tanpa kusadari aku tetap menumbuhkannya sampai sekarang.
Yah, mungkin sekarang adalah kesempatan yang
bagus untuk pergi dengan suasana yang baru.
“Aneh?” (Setsu)
“Tidak! Itu bagus! Kau keren seperti biasanya!” (Yuuhi)
...Bahkan jika aku mengingat wajahku, itu
wajah yang biasa-biasa saja seperti kehidupanku sebelumnya...yah, terserah,
akan kuanggap itu sebagai pujian.
Ketika aku akan mengurus rambutku
yang terjatuh, Yuuhi mengeluarkan bola api kecil dari tangannya dan membakar
rambutku yang jatuh.
“Itu api yang indah.” (Setsu)
“Kalau kau berkata begitu…aku senang.” (Yuuhi)
Yuuhi jadi malu saat mengatakannya.
Apinya
oranye bening, itu adalah sihir api dengan warna bening yang belum
pernah kulihat sebelumnya.
Warnanya benar-benar seperti matahari sore(Yuuhi) seperti namanya.
“Aku sangat bangga dengan sihir apiku, tapi
aku tidak ingin menyakiti siapapun dengan sihir ini.” (Yuuhi)
Sebenarnya kku bahkan tidak ingin menggunakan sihir――――――itulah yang dikatakan Yuuhi.
“Kita datang ke dunia seperti ini...ini tidak menyenangkan tapi kita harus
bertarung tidak peduli seberapa banyak kita membencinya...yang lainnya juga
berlatih tanpa bertanya-tanya...Aku takut mempelajari teknik yang bisa membunuh
seseorang.” (Yuuhi)
Memiliki keraguan seperti itu... karena aku
tidak membiarkannya terkena Charm Eye. Jika aku tidak memberikan [Divine
Protection], Yuuhi pasti tidak kan takut seperti itu――――――Tapi tentu saja itu tidak bagus..
“Tapi, jika aku belajar untuk melindungi
seseorang, jika aku menjadi kuat...kupikir itu tidak akan menakutkan lagi.
Karena itulah, aku tidak akan menyebabkan masalah pada Yuki-kun――――――Aku ingin
menjadi kuat jadi aku bisa melindungimu.” (Yuuhi)
『―――――― Lupakan itu, banyak orang di sini
yang berpikir untuk ‘melindungimu’, aku tidak punya alasan untuk marah di sini.』
(Hah… aku masih seperti berada di depan guruku, ada apa dengan
orang itu.)
Senyuman pria tua itu muncul di kepalaku.
Kau baik-baik saja huh? Wajah itu tidak cocok untuk berbisnis.
“Yuki-kun..?”
(Yuuhi)
“―――――ups, maaf. Yeah, jadilah kuat hingga kau bisa melindungiku oke?”
(Setsu)
“Un!”
(Yuuhi)
“Ya, Ya…tei!” (Setsu)
“Ouch!?”
(Yuuhi)
Aku menyelentikkan jariku ke kening Yuuhi.
Keningnya memerah saat dia memelototi
diriku.
“Sakit tahu…Kenapa!?” (Yuuhi)
“Bukankah kau bilang kau akan melindungiku? Kau bahkan tidak bisa
menghindari ini.” (Setsu)
“Be-begitu! Se-sekali lagi!”
(Yuuhi)
Ah, aku tidak bermaksud begitu...
Meski begitu, aku meminta maaf pada Yuuhi
dengan sungguh-sungguh, dan menyelentik dirinya sekali lagi.
Dia bersiap-siap karena kali ini bukan
serangan dadakan.
“Ouch!”
(Yuuhi)
Jariku memotong angin dan mengenai kening
Yuuhi.
“Tidak ada gunanya kalau aku tidak
menghindarinya!” (Yuuhi)
Tidak ada yang bisa kau lakukan untuk
menghindarinya...aku tersenyum masam sambil melihat Yuuhi seperti itu.
“Kalau begitu, akan kuanggap kau lulus jika
kau bisa menghindarinya saat kita bertemu lagi.” (Setsu)
“Benarkah!? Aku kan bekerja keras!” (Yuuhi)
Jangan bilang kalau dia hanya akan
berlatih untuk menghindarnya...
Tidak akan ada harapan untuknya jika dia
hanya fokus pada hal itu...bukan?
Sekeliling kami mulai gelap tanpa
kusadari, meskipun ini menyenangkan, sudah waktunya aku pergi...
“Sekarang…Aku harus pergi.” (Setsu)
“….Un, selamat jalan.” (Yuuhi)
Aku mulai berjalan menyusuri jalan keluar
kota. Di depannya, terdapat hutan gelap yang menyebar.
“Yuki-kun, Aku, kau tahu…Aku sungguh Menyu―――――” (Yuuhi)
“Hentikan, Yuuhi” (Setsu)
Aku tiba-tiba menghentikannya, memotong perkataannya. Membiarkan
wanita mengatakan itu...itu sungguh membuatku terlihat buruk.
“Banyak wanita yang menunggu jawabanku di
dunia iniーーーーーSebenarnya sangat banyak, jangan kau
sakiti dirimu hanya untuk mengatakan hal itu padaku?” (Setsu)
‘Begitu banyak’, aku tidak bohong… Tetap saja ada beberapa orang yang kupikirkan.
Aku ingin tahu mengapa mereka
memiliki perasaan seperti itu padaku…
Untuk Yuuhi… itu… aku sadar kalau dia memiliki niat yang baik, aku sebenarnya juga ingin itu
terjadi―――――Tetapi sebelumnya
aku telah meninggalkan banyak ‘janji’ di dunia ini.
[T.N: Engagement=janji atau bisa saja pertunangan, tapi menurutku sih bukan pertunangan CMIIW.]
[T.N: Engagement=janji atau bisa saja pertunangan, tapi menurutku sih bukan pertunangan CMIIW.]
“Tetap saja, Aku――――――” (Yuuhi)
“Kalau begitu.” (Setsu)
Aku tidak akan membiarkan dia bicara lebih
banyak lagi, aku berpaling dan berkata.
“Ketika kita bertemu lagi, jika saat itu
Yuuhi telah menjadi kuat hingga bisa melindungiku――――――Aku kan bilang;”
(Setsu)
‘Kau sangat penting bagiku, tolong ikutlah
denganku’――――――Sesuatu
seperti itu.
Yuuhi, setelah mendengar apa yang kukatakan,
wajahnya terlihat terkejut.
Merasa senang dari lubuk hatinya yang
paling dalam, dia berkata dengan tegas.
“…Mengerti. Aku pasti akan membuatmu berkata seperti itu.
Karena aku akan jadi kuat bahkan
lebih kuat dari Eruka!” (Yuuhi)
Ah, Eruka
huh――――――Target yang bagus…
Tidak, bukankah tujuannya terlihat buruk?
Apa yang harus kulakukan jika Yuuhi juga menjadi Super-M...
(T.N:Belum lupa sama S & M kan? :v)
(T.N:Belum lupa sama S & M kan? :v)
“Y-ya, lakukan yang terbaik!” (Setsu)
“U-un…”
(Yuuhi)
Aku jadi merasa tidak nyaman dan bingung
karena beberapa alasan. Tidak apa-apa, semua pasti baik-baik saja.
“Jadi, Aku pergi! Sampai bertemu lagi!” (Setsu)
“Ah, tunggu Yuki-kun!?” (Yuuhi)
Aku mulai berlari karena aku tidak bias
menyembunyikan kegelisahanku.
Keringat dinginku tidak mau berhenti!?
Kenapa...
“Guoooooohh!!!
Tenangkan dirimu!!!!” (Setsu)
Aku lari sambil berteriak.
Aku ingat kalau aku baru saja mengatakan
hal yang memalukan, bahkan wajahku memerah.
“Aaaaaahh!! Tolong biarkan Yuuhi baik-baik saja!!!”
(Setsu)
Aku mengkhawatirkan Yuuhi, aku tidak ingin
berpisah dengannya ――――――
Tidak lama, meskipun kami bertemu
lagi...saat itu tiba, aku sungguh mengkhawatirkan kalau Yuuhi akan menjadi
Super-M.
…Aku sungguh tidak ingin dia menjadi
Super-M….