Do You Think You Can Run After Reincarnating, Nii-san? : Chapter 7 Part 1 Bahasa Indonesia

Chapter 7 Part 1


Ni—i—san   kau— di — mana? Keluarlah, Aku sudah gak marah kok!



Sepertinya dia masih mencariku.

Kalau keadaan semakin memburuk, bila dia kehilangan jejakku, aku bisa saja kembali ke mansion dan meminta bantuan pada ibu, ayah, atau  para pelayan.

Jika begitu dia tidak akan fokus kepadaku.


Sungguhan kok~? Aku sudah gak marah lagi! Lagipula aku bisa menyimpulkannya! Nii-san, Nii-san sedang menguji apakah aku sanggup melindungi Nii-san atau tidak kan? Tidak ada alasan lain, tidak mungkin Nii-san akan lari dariku!



……Kau, kau selalu berkata begitu. Semua itulah yang dipikirkan oleh adikku.
Itulah yang terjadi, bahkan di kehidupan kami yang sebelumnya.

Tidak peduli apa yang kukatakan, tak peduli apa yang kulakukan, dia hanya menerima apa yang menurutnya baik

Sejak awal, semuanya sudah berantakan, walau sekarang sudah tidak ada lagi.


Karena itulah aku tidak mendengarkan perkataannya.
Untuk menghentikannya——  akan kukerahkan semua yang kupunya.


Aku menyentuh batu di dekatku.
Mulai sekarang, aku harus bisa menguasai kekuatan rohWind Nest Penetration.

Bisakah aku melawannya hanya dengan ini?


Benar apa yang dikatakan ayah.
Sebenarnya, jika aku mengumpulkan semua kekuatanku, aku bisa menerbangkan benda yang jauh lebih besar melebihi apa yang kuperkirakan.
Dan akan kukerahkan semua untuk menghajarnya, itu pasti sangat sakit——

Tapi itu masih belum cukup untuk membunuhnya.

Itulah masalahnya.
Aku hanyalah bayi. Ada perbandingan kekuatan yang sangat jauh.
Aku ingin menang walau harus bertarung sekalipun.
Tidak perlu ragu.

Jika begitu, bagaimana caraku agar bisa menang....
Bila aku tidak menyiapkan sebuah rencana, maka tidak akan ada kesempatan untuk menang.


— Begitu ya— Nii—saaan? …..Muu, kurasa aku tidak punya pilihan lain



Saa aku sedang bersiap——

Adikku melakukan sesuatu.


Cepatlah —— keluar?


Dari tangan adikku yang mengenakan seragam maid, muncul sebuah api.

Jika diperhatikan, itu hanyalah sebuah api kecil, tapi aku tidak ingin hangus seperti itu.


Seperti betapa kuatnya air yang disemprot keluar dari mobil pemadam.


Aku tahu fenomena ini
Ini adalah kekuatan roh Aime,Daybreak’s Light】。
Kekuatan roh Gadis ini –  Arniel.

Dan sekarang, adikku mempunyai kekuatan itu.
Dulu hanya sebuah pembuka botol, sekarang dia punya senjata baru dari dunia lain...!


Sa~, dengan ini, masihkah kau ingin bersembunyi, Nii-san?

Apakah kau akan keluar setelah aku membakar semuanya?
Akan sulit bagimu jika ada asap yang mengganggu , kau tidak bisa menggunakan kekuatan rohmu kan?

Jika kau terus bersembunyi—— aku juga akan membakar mansion lho?





.Gadis ini…!!

I’ll fight, since she can’t see my figure, I can release three attacks!
Aku akan bertarung, karena dia tidak bisa melihatku, aku akan menyerangnya tiga kali!


Sekarang, SEKARANG, SEKARANG ATAU TIDAK! Jangan pikir kau tidak akan terluka, orang yang akan kau hadapi adalah orang yang terkuat di dunia ini Nii-san. Aku tahu kekuatan api ini tidak akan bisa menyakitimu! Sekarang, SEKARANG Datanglah datanglah datanglah!!




Adikku dengan perlahan menyebarkan apinya di hutan ini.
Orang lembut yang selalu membuatku merasa tenang kini berubah menjadi penuh dengan kebencian.
Setiap kali angin berhembus, kobaran api semakin menyebar.

Jika terus berlanjut, orang-orang di Mansion akan dalam bahaya!

Aku harus melakukan sesuatu pada orang ini sebelum itu terjadi...!


Aku mengabaikan asap dan api yang berkobar dan terus bergerak.
Dan kemudian aku mengendap-ngendap di belakang adikku, aku mengangkat batu setinggi kepalaku.
Jika ini mengenai kepalanya, dia pasti akan terluka.
Posisi adikku kira-kira 10 meter dariku.
Aku memfokuskan perhatianku dan bergerak dalam hutan yang terbakar ini dengan hati-hati.

Berhati-hati membidiknya——


Aku memfokuskan penghilatanku.
Berhati-hati membidiknya....
Mengakat tanganku untuk mengangkat——
Dan kemudian melemparnya!


Batu yang kulempar dari tangan kecilku melaju cepat ke arah kepala adikku——
BRUAK!!

——Lalu.
Batang pohon yang berada di dekatnya terjatuh.



Selain itu.



Adikku berhenti bergerak.

Kemudian——Aku berpaling.


Ketemu—



Zaaaan!!

Adikku muncul dengan kecepatan kilat!
Aku langsung menghindar. Berguling-guling ke tanah....!
Tiba-tiba, jemari lembut adikku menyentuh pipiku.
Seperti ular yang merambat tapi dengan rasa seperti sentuhan iblis, sebelum dia meraihku, aku naik ke atas langit....!


Ah...lihatlah betapa banyak keringat yang kau keluarkan. Pakaianmu mulai basah

Nafasku berhenti ketika aku melihat senyuman adikku.


Haruskah kita mengganti pakaianmu? Tentu saja, akulah yang akan menggantinya….


Rasa takut mengelilingi tubuhku.

Aku melempar batu di tanganku dengan panik, tapi adikku dengan mudah menghindarinya hanya dengan menggerakkan kepalanya.


Jarak pandang bayi itu mendekati nol.... tidak peduli seberapa keras Nii-san mencoba, kau tidak akan bisa mengenaiku dengan pandangan seperti itu



Sial, aku sudah tahu hal itu….!

Aku yang bergerak mundur, adikku menghampiriku dengan perlahan sambil tersenyum.


Agar Nii-san bisa memukulku, aku harus mendekatinya.
Itu benar, segini.....tidak, harus lebih dekat....tidak, tidak, lebih dekat lagi lebih dekat lagi.
Bagaimanapun, bila sedekat ini, ketika kau berusaha memukulku, aku akan melihatnya. Aku akan menghindarinya.
——Ayo Nii-san,Apa yang kau lakukan? Apa kau berencana melakukan serangan dadakan dalam jarak ini? BIARKAN AKU MELIHATNYA! PERLIHATKAN PADAKU NII-SAN YANG MENCOBA LARI DENGAN BERBAGAI CARA!



Berhenti membohongiku…!

Tidak ada manusia normal yang bisa melakukannya!

Tapi itu normal bagimu, adik yang seperti iblis!



Tangan adikku mulai bergerak lagi.
Jika aku menghindar dengan bergerak lurus, dia akan menangkapku. Jadi aku lari dengan arah yang tak menentu!
Aku berpindah-pindah dengan menjejakkan kakiku ke tanah.
Aku menghapus beratku dengan segala kekuatan yang kupunya.
Dan Kemudian-

…….Aku tidak hanya lari dengan kedua kakiku.

Akan kuperlihatkan padamu. Kecerdasanku ….!


Tetap dalam posisi ini, aku terus bergerak.
Menerjang ke arahnya dan melemparkan batu yang lain.
 
Aku sebelumnya sudah menyiapkan bebatuan ketika aku bersembunyi di hutan tadi.

Seperti pertarungan antara Kepiting dan Monyet, aku mengarahkannya ke kepala adikku.


…..Nii-san?


Adikku memiringkan kepalanya.


Jika itu batu, aku sudah menyadarinya-tapi sepertinya kau menyiapkan sesuatu yang lain kan?”

Tanpa memedulikannya.


Adikku menhindarinya.

Auliyaur Rahman

Seorang remaja yang tertarik menerjemahkan novel untuk kepuasan tersendiri.