Yuusha Isagi no Maou Hanashi : Chapter 5 Bahasa Indonesia


Translator : Maou

Chapter 5 : Laser Baptis 

Sesaat setelah dia kembali ke kamarnya, dia dipanggil lagi ke ruang makan.
Di sana hanya ada satu meja yang panjang, dengan banyak kursi yang mengelilinginya.
Entah bagaimana, dengan memakai sedikit perabot  dan usaha yang baik, mereka bisa mengaturnya begitu indah.


Tidak ada pilihan lain. Sekarang ini mereka masih kekaurangan pasokan.
Meski begitu, pinggiran dari taplak meja ini terlihat begitu elegan, makanan yang disajikan sebelumnya juga begitu mewah.

Tentu saja mereka berusah sebaik mungkin untuk menyambut para pahlawan.

Ikemen dan Yankee sudah sampai dan duduk lebih dulu.
Yaa~ orang yang mengangkat tangan dan menyapa Isagi adalah si Ikemen.
Hanya dengan melihat wajahnya sudah membuat Isagi merasa sedikit lega.
Lalu Isagi duduk di tengah.

[Yo~] - Ikeman {?} -

Isagi duduk berseberangan dengan tempat duduk Ikeman.
Yang datang terakhir adalah si kacamata.

Setelah melihat sekelling ruangan,
Dia melihat si Yankee yang duduk di sudut meja, —– lalu dia juga duduk berseberangan dengannya.
Para kandidat Maou, sekali lagi telah berkumpul.
Tidak lama kemudian para pelayan membawakan makanan.

Meski Isagi sedikit khawatir tentang fakta bahwa itu adalah makanan para iblis,
Entah mengapa sepertinya apa yang dimakan para iblis tidak jauh berbeda dengan makanan Isagi dan lainnya.
Roti gandum dengan baking powder, sup, dan salad dengan sayuran yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

Setelah hidangan pembuka, beberapa daging tumis yang lezat diberikan pada kami,
Jika seseorang tidak masalah dengan bentuknya, makanan ini sudah lebih dari layak untuk dimakan.

(…. Yep, ini sangat mirip dengan apa yang dulu pernah kumakan di dunia ini.)

Walau pasti sulit bagi orang-orang yang baru datang ke dunia ini.
Meski begitu, Isagi sudah terbiasa dengan situasi seperti ini.

Atau lebih tepatnya semua makanan yang disajikan di atas piring ini ratusan kali lebih baik dari semua yang pernah ia makan dalam perjalanannya.
Dia bisa bilang kalau ini adalah makanan kelas satu.
Tapi, bila membicarakan orang yang lain.
Orang yang makan tanpa memikirkan apapun adalah si Yankee.

Setelah kacamata memakan sedikit sup, dia tidak menyentuh makanan yang lain.
Ikemen dengan perlahan memasukkan roti ke mulutnya.
Karena perbedaan rasa, Ikemen sedikit mengernyit. Dia lalu berbisik pada Isagi.
[Kau benar-benar hebat huh?] -Ikeman-
[Hmm?] -Isagi-

Sambil menggenggam garpu, dia mengangkat kepalanya.

[Meski dalam kondisi seperti ini, kau masih bisa makan seperti biasa] -Ikeman-
[Ah, i, itu benar eh] -Isagi-

Bukankah itu normal?

Ikemen terlihat tenang, tapi sepertinya di lubuk hatinya yang terdalam dia juga merasa hancur.
Seperti ada suatu alasan, menambahkan suatu hal ke lainnya{?}

[U, umm. Kau tahu, walau aku terlihat bisa memakan apapun.
Keluargaku sungguh miskin. Saat kau bisa makan, kau harus makan, itu adalah moto keluarga kami] -Isagi-
[Begitu ya, sungguh luar biasa he~-Ikeman-
[Tidak, tidak, itu bukanlah sesuatu yang luar biasa. Hanya saja aku memang suka melahap apapun tah] -Isagi-
[Itu juga, kurasa kau benar-benar luar biasa]-Ikeman-



Ikemen memandang Isagi dengan penuh hormat.
Reaksi seperti itu, entah mengapa, bahkan sekarang pun, dia merasa itu adalah sesuatu yang baru.

Yankee dan Kacamata terdiam.
Seperti biasa, suasananya sungguh terasa berat.
Meski ada beberapa pelayan yang berdiri mengelilingi mereka, pelayan-pelayan itu menghapus keberadaannya, dan menyatu dengan background seperti boneka.

[Bagaimana mengatakannya ya, itu terasa kalau kita masih berada di dalam mimpi]

Ikemen sedikit tersenyum
[Kau benar]


Dia samar-samar menganggukkan kepalanya.
Sebenarnya itu adalah kebohongan besar. Dia sudah lama berada di dunia ini.

[Kau tahu, aku berpikir untuk pergi ke klub, tapi aku berbelok ke toilet. Dan saat aku berada di persimpangan, tiba-tiba dadaku terasa sakit.] -Ikeman-
Ketika aku sadar, aku sudah berada di sini
Sepertinya semua orang juga mendengarnya, ini sungguh menyedihkan.

[Asaura-kun bagaimana bisa kau bisa berada di sini?] -Ikeman-
[Kalau aku, Aku sedang belajar di perpustakaan] -Isagi -

Oh ya, itu adalah yang terjadi tiga thaun yang lalu.
Waktu dimana dia masih berada di tahun kedua sekolah menengahnya.

[Dan kemudian seperti yang kau duga, dadaku terasa sakit. Ketika aku menyadarinya, aku sudah berada di sini] -Isagi-
[Kita berdua sama-sama bertanya apa yang akan kita lakukan mulau sekarang ya? Mereka juga memanggil kita sang Maou]    -Ikeman-
[Kau benar. Kurasa akan lebih bagus jika ini tidak mengarah ke sesuatu yang berbahaya] -Isagi-
[Aku heran, mengapa mereka memilih kita. Bukankah akan lebih baik jika yang dipanggil adalah seorang seperti ahli karate, atau seseorang dari militer kan?] -Ikeman-
[Haha, kau benar] -Isagi-

Mereka tertawa bersama.

Tib-tiba si kacamata bergumam.

[Aku ingin pulang….. ]

Hanya dengan beberapa kata, suasananya kembali suram.

(Aah …. Jadi murung lagi)

Sepertinya hanya dia yang terlihat suram.
Di sisi lain tempat duduknya.
[Sebenarnya, akan sangat buruk jika kita tidak bisa kembali]  -Yankee-

Dia rasa suasananya sudah berubah, Yankee benar-benar kesal.
Dari kedua sisi ruangan ini muncul ‘kekesalan’.
Seperto Othello, ini terasa seakan-akan sisi ini akan membalikkan sesuatu.

Dan tib-tiba Yankee menendang meja.

[Bagaimana bisa aku selamanya berada di tempat ini, sial] -Yankee-
(d, dia memang orang yang kasar heh!)


 Meskipun dia hanyalah orang biasa, bahkan Isagi pun sedikit terkejut. (Jika Dyutyu yang berbicara dengannya, dia pasti sudah pingsan.)


To the extent such a useless concern floated in his head.

[Uum, mereka bilang kalau mereka akan menjelaskannya pada kita, tapi sepertinya orang-orang tadi masih belum datang ke sini....haha] -Ikeman-


Ikemen berusaha dengan bergumam.
Dia mencoba berbicara dengannya meski suasananya masih runyam.
Dia adalah inkarnasi dari kemampuan berkomunikasi.
Di kondisi yang sekarang ini, seseorang harus membantunya kan.

[Yo, apa kau murid sma?] -Isagi-
[Ya, ya. Sekarang,  aku masih di tahun kedua] -Ikeman-

Dengan begitu, artinya dia berada di tahun yang sama dengan Isagi.

[Jadi, kita berada di tahun yang sama ya] -Isagi-
[Sepertinya begitu. Ini sedikit melegakan, aku lega karena kita seumuran.] -Ikeman-

Dia tersenyum ke Isagi.
Itu adalah senyuman lembut yang bisa menanangkan siapapun.

[akan lebih bagus jika kau memanggilku Isa., Aku juga akan memanggilmu Shuu] -Isagi-
[Un, kurasa itu yang terbaik, Isa-kun] -Shuu (Ikeman)-

Shuu tersenyum.
Dia punya kepribadian yang baik, atau itulah yang dipikirkannya.
Ini adalah hal yang bagus.
Tidak mungkin dia bisa duduk di sini sendirian jika Shuu tidak berada di sini.

[Suu, kau tidak pernah bilang kalau kau ingin kembali huh]       -Isagi-
[Un, Yaah...sebenarnya ada seseorang yang ingin kuhubungi] -Shuu-

Shuu merendahkan suaranya dan berkata
[Keluarga atau teman kita pasti mengkhawatirkan kita. Karena itulah setidaknya akan bagus jika kita bisa mengirim sesuatu walau hanya sebatas surat saja pada mereka....….] -Shuu-
[Itu benar. ….] -Isagi-

Isagi mengangguk.
Memang bagus jika ada kemampuan seperti itu.
Tapi tidak ada waktu untuk mengembangkannya.
[Bahkan Isagi pasti juga punya orang yang mengkhawatirkanmu kan?] -Shuu-
[….. umm~ Yah, mungkin?] -Isagi-

The person who floated into Isagi’s mind in that moment, was not his relative at the other world who neglected him, but it was his friends from 20 years ago which he was separated with.
Shuu who saw that face painted with sorrow, let out a giggle.
Orang yang dipikirkan Isagi saat itu bukanlah keluarga di dunia asalnya, tapi teman-temannya yang berpisah 20 tahun lalu.
Shuu yang melihat wajahnya yang murung, sedikit tertawa

[Mungkinkah kau punya pacar?] -Shuu-
[Eh?] -Isagi-

Tiba-tiba wajah Isagi memerah.

[Hu,hubunganku dengannya bukanlah seperti itu] -Isagi-
[Isa-kun, kau terlihat seperti banteng tahu?] -Shuu-
[Kau salah, kau benar-benar salah] -Isagi-

Meski dia tahu kalau sedang diejek, dia tidak merasa terganggu.
Mungkin karena Shuu memang orang yang baik, jadi dia mengerti kalau itu hanyalah sebuah candaan.
Atau mungkin karena dia dipanggil bodoh oleh temannya, itu benar-benar terasa seperti nostalgia baginya.

(Sekarang aku baru ingat, semenjak dipanggil sebagai pahlawan tiga tahun lalu, aku selalu bertarung……)

Ada hal yang menyenangkan, ada juga yang tidak.
Tidak banyak kesempatan untuk mengobrol seperti ini.

(Hei, kuharap ini akan menyenangkan)

Ketika dia perbikir begitu,
Pintu ruang makan perlahan terbuka.

Orang yang datang adalah penyihir dan swordsman, yang sudah mereka temui di basement.
Dia tidak melihat Dyutyu.

[Bukankah kalian terlambat, eh, sialan.] -Yankee-

Meski mereka diejek oleh Yankee, ekspresi mereka terlihat tidak biasa.
Penyihir tiba di ujung meja, dan mengangkat salah satu jarinya.

[E~ Bukankah ada racun di makanan itu?] -Witch-

(Eh!?)

Isagi bingung.

(Tidak mungkin….. aku membuat kesalahan, aku yang tidak mengantisipasi hal itu….)

Tubuh Isagi mampu mengatasi beberapa racun.
Kecuali racun tingkat tinggi, — jika dia menerima “Racun mematikan”, tentu ceritanya akan berbeda.
Dipanggil ke tempat ini, kecerobohannya sama saja.
Sepertinya karena dia sendirian.

Isagi selalu bersama party-nya.
Tak peduli apa yang terjadi, dia selalu mengatasinya bersama teman-temannya.
Dan karena itu, hal ini menjadi bumerang baginya.

( …. Tapi, apa alasannya?)

Dia tidak bisa menebak tujuan Shirbenia.
Bagaimanapun, mungkin saja itu tipe untuk menghilangkan kewarasan seseorang.

Sekelilingnya menjadi berisik.

[Eh, Eee~……] -Shuu-

Wajah Ikemen memucat.

[Jangan membuat masalah denganku, Bitch!] -Yankee- (T.N: Apa perlu diterjemahin? Bitch = Jalang)

Yankee berdiri.
Bahkan si Kacamata yang hanya menyeruput supnya kini mulai gugup.

Sang Penyihir, tanpa berekspresi, sekarang menutup matanya.

Atau mungkin, dia sedang berkedip.

[Hanya bercanda nano.] -Shibernia-

…. ….
Ada apa dengan gadis ini?

[Ooh, kau bitch! Kau sungguh berani heeh?] -Yankee-

Yankee berdiri dan mengankat lengan bajunya.

[Maa, maa]
[Tunggu,  tunggu]

Isagi dan Shuu entah bagaimana berhasil menahannya.
Walau dalam kasus ini, orang yang 1000% bersalah adalah Shirbenia.
Berkelahi bukanlah solusi yang bagus.

Ketika Yankee sudah tenang, mereka melepaskannya.

[…..Eeh~, sang putri tidak akan datang; sekarang dia sedang beristirahat karena kesehatannya belum membaik.
lalu, biarkan kami menjelaskannya sekali lagi] -Ira-

Ira berbicara dengan ekspresi seperti sedang mengalami sakit kepala.

Terakhir kali Isagi bertemu dengannya, Dyutyu terlihat sehat-sehat saja.
Atau dalam kasus ini, mereka hanya tidak ingin membawanya.
Karena Yankee berada di sini, ada kemungkinan dia akan pingsan lagi, kan?
Mungkin saja begitu, swordsman ini sangat memperhatikan masternya, eh?

[Aku dari ras Angela. Dia adalah penyihir, Shirbenia. Kami adalah orang yang memimpin pasukan dan para penyihir di kastil ini.] -Ira-
 [Yang lebih penting, orang yang menjadi salah satu kandidat Maou telah membuatku kecewa, jadi mau bagaimana lagi? Aah ~ menyusahkan.] -Shirbenia-
[……. Jangan bicara yang tidak perlu, Shirbenia] -Ira-

Ira menegurnya.

[Maaf, anak ini adalah Iblis《 Axis Summoner》terakhir.
Meski ada banyak hal yang aneh darinya, kuharap kalian mengabaikannya.]

Swish swish.Shirbenia, yang sedang menggelengkan kepalanya,
Dia tetap tidak menampakkan sosok yang hebat, eh?


Witchcraft Summoning Master,

Mereka adalah orang yang bisa menghubungkan dunia ini dengan dunia lain.

Biasanya ‘Magicians’ adalah orang yang langka.
Witchcraft adalah salah satu atitspeak; orang yang tidak berbakat tidak akan bisa menggunkannya.

Bahkan di antara mereka, sihir pemanggilan tetaplah spesial.
melalui《 Summoning magic formation 》, yang hanya ada tiga di benua ini, dengan mengalirkan kekuatan ke sana,
Mereka bisa memanggil berbagai macam kekuatan, ilmu ritual, atau kadang orang-orang seperti Isagi dan lainnya.

Orang terlatih yang bisa menggunkan witchcraft tersebut disebut 《Axis Summoners》.

(…… Anak ini?)
Tak peduli bagaimana kau melihatnya, dia nampak seperti gadis sekolah menengah.
Matanya selalu terlihat mengantuk dan tanpa ambisi.
Di dunia, penampilan dan umur yang sebenarnya tidak selalu sama, disamping itu, dia masih terlalu muda.

Atau mungkin, dia adalah “Orang aneh”.
Orang jenius ini adalah “Orang aneh”.

[Entah mengapa aku merasa ada tatapan dingin yang mengarah padaku, karena aku tidak tahu siapa, kurasa aku akan menghempaskan kalian semua seperti angin?]  -Shirbenia-
[Hentikan, Shirbenia.] -Ira-

Kepalanya dielus oleh Ira.
Unya~Shirbenia, mengeluarkan suara seperti itu.

Saat itu, ada orang yang memukul meja dengan kerasnya.
Itu adalah Yankee.
Sepertinya dia terprovokasi.
Dia menatap Shirbenia, dan berterika dengan keras.

[COBA SAJA BITCH! Aaaan! ?] -Yankee-

Isagi yang didekatnya sedikit terkejut.
Itu hanyalah teriakan amarah dari orang biasa.
Kekuatan bertarungnya hanya 5, level itu hanyalah sampah.

Tapi.
Penyihir yang diteriaki, gemetaran.
Sambil gemetaran, gadis itu menyipitkan matanya.
Samar-samar ada emosi yang nampak padanya, Isagi bisa melihatnya.

Seperti guru yang memanggil para muridnya.
Gadis itu mengangkat tangannya.

[…… Mati.] -Shirbenia-

Dia bergumam dengan pelan.

Sebuah kilatan tiba-tiba muncul.

[Shirbenia!] -Ira-

Ira berteriak.

[(魔)女] Penyihir menembakkan laser panas dari ujung darinya.
[(魔)術] itu bukanlah sihir.
[(魔)法] itu witchcraft.

Witchcraft-nya mengarah ke kepla Yankee.
Jika kena, kepalanya pasti akan menghilang.
Dia akan langsung mati.

(Dia bercanda kan —)
Orang yang bereaksi hanya Ira dan Isagi.

Dengan tangannya, Ira menggeser arah laser itu.
Dan karena itu serangan yang tiba-tiba, kekuatannya sangat sedikiit.
Dan itu membuahkan hasil.
Tidak ada satupun kandidat Maou yang bergerak.
Laser panas itu meleset, menyerempet kepala Yankee.
Rambut Yankee terbakar, berserakan dan terhempas.
Zaaap atau bunyi seperti itu terdengr ketika dinding ruangan itu terkena lasernya.
Isagi bersiap untuk mengatasinya bila Ira gagal.
Pada akhirnya tidak ada yang mati.
Tapi,
Waktu terasa berhenti.
Para lelaki itu, untuk pertama kalinya, melihat kekuatan paranormal (T.N: Paranormal power)

[…… Serius]
Yankee perlahan mundur, lalu duduk kembali ke kursinya.
Dia meletakkan tangannya ke kepalanya, darah mengalir keluar.
Itu adalah tempat yang terbakar oleh laser tadi.
Wajahnya langsung memucat.

[Haha, luar biasa heh….. inikah, “sihir” (魔法) …..?] -Shuu- (T.N: dia tidak tahu perbedaan antara mahou, majutsu and Houjutsu, jadi yang dia maksud sihir itu bukanlah Witchcraft melainkan “sihir”)
Di belakang tatapan Shuu ada rasa takut, kagum dan gelisah –
which spoke for the sentiments between Yankee and Eyeglass.


______________________________________________
Ikemen: Hiyama Shuu. Mudah bergaul dengan Isagi.
Ira: Swordsman dari ras Angelia. Pemimpin pasukan. Punya banyak masalah.
Shirbenia: Penyihir summoning. Orang aneh.

Auliyaur Rahman

Seorang remaja yang tertarik menerjemahkan novel untuk kepuasan tersendiri.

Komentar

0 komentar:

Berkomentarlah yang baik, jaga perkataan dan sikap yaa~