Do You Think You Can Run After Reincarnating, Nii-san? : Chapter 1 Bahasa Indonesia

Translator : Maou

Chapter 1 : Apa yang dewa katakan

Aku ditabrak truk.
Saat aku ditabrak, kesadaranku memudar.
Dan sekarang, di depanku ada seorang gadis yang terlihat seperti dewa.

“He, Helow……”

Dewa itu kaget.
Penampilannya terlihat seperti gadis 12 tahun.
Lingkaran di atas kepalanya, sayap dipunggung, memakai jubah putih dan tongkat yang besar
Membuat orang-orang yang melihatnya berpikir bahwa gadis ini adalah dewa.

Tapi, dia terlihat tidak berperasaan.
Dan di sana juga terasa ada aura yang mengelilingiya, membuatku tersenyum masam.
.... dia seperti sedang mengamati seseorang.



“Permisi…. Apa kau adalah dewa?”

“Ah, y, ya. Itu benar, maafkan aku! Aku adalah apa yang mereka sebut “Dewa Cahaya” !”


Dewa mulai berbicara.
Untuk sekarang, sebagai seseorang yang hidup di dunia, dan karena dia merupakan pencipta surga dan dunia, aku harus menjaga perkataanku.

….. Bukan.

Aku sudah tidak “hidup” lagi.


Aku tak bisa memahami apa yang terjadi.
Sekelilingku hanya lautan putih yang tak berujung, Aku dan dewa itu sedang berdiri di sini.


Mimpi, hanya itu kata yang terlintas di pikiranku, tapi aku masih bisa mengingatnya.
Saat truk yang melaju kencang itu mengarah padaku, aku ingat rasa sakit ketika tertabrak...



“……. Begitu… Aku telah mati….huh..”



Kurasa ada satu kesempatan sebelum itu terjadi, tapi.....

Tapi, meski begitu, aku merasa lega.
Aku tidak ingin terus hidup dalam mimpi buruk itu....


“Umm….. Apa kau mengerti situasinya….?”

 Aku mengangguk pada dewa yang menanyaiku.

“Aku mati kan? Aku telah ditabrak. Apakah itu berarti aku akan dikirim ke surga atau  neraka?”

“Tidak, umm, tentang hal itu….”


Entah mengapa sang dewa menutup mulutnya.
Aku tidak boleh marah. Apa yang akan dewa itu lakukan.
Kemudian gadis yang terlihat seperti dewa itu mulai membuka mulutnya.



“Akan kuberitahu kebenarannya…. Sebenarnya ada beberapa kesalahan.”

“Kesalahan?”

“Sebenarnya hal itu seharusnya tidak terjadi….”

“Terjadi…..?”

Karena tidak paham apa yang dikatakannya, aku membuka mulutku.



“Seperti fenomena hantu?”

“It, Itu benar! Sesuatu seperti itu —desu!”


Itu berarti, seharusnya aku tidak mati tapi entah bagaimana aku telah terbunuh.


“Eh, jadi aku akan dibangkitkan?”

“Ti,tidak, bukan sesuatu seperti itu —….. Aku tak bisa melakukannya...... tetapi kau bisa lahir kembali ke dunia lain dengan ingatanmu yang sekarang ini.”


“Dunia lain? Ka,kau bisa melakukannya?”

“A,Aku sungguh minta maaf! Orang-orang memanggilku “Dewa Cahaya” tapi tetap saja.... Maaf!”


Orang-orang……


Sambil menatapi dewa yang sedang menundukkan wajahnya,



“Ba,bagaimana kalau begini? Kau akan terlahir kembali dalam keluarga yang kaya, dan aku juga akan memberimu kemampuan dan sesuatu yang lain tapi......”


Sepertinya itu akan menjadi pilihan yang lain.
Aku merasakan firasat yang buruk
Tapi, aku tidak bisa menolak tawaran itu.
Itu adalah tawaran dari dewa. Aku akan menerimanya.
Tetapi.…—ada sesuatu yang harus aku pastikan.



“Maaf…… Tadi kau abilang kalau aku sudah mati kan?”

“Y, Ya.”

“Jadi——— Bagaimana dengan adikku yang juga tertabrak……..?”



Aku berlari ke arah truk itu bersama dengan adikku yang 3 tahun lebih muda dariku.
Dia juga pasti tertabrak, tapi.
Jika ingatanku benar.


“Apa dia mati? Apakah dia juga entah di mana terlahir kembali? “

“Ah, se,seharusnya begitu tapi…”


Sambil berdiri, dewa itu tersenyum masam.



“Aku menemui adikmu beberapa saat yang lalu.... dia meminta agar dia bereinkarnasi di dunia yang sama dengan kakaknya, tentu saja aku mengabulkan permintaannya!”


Mendengar hal itu ——

A.

Ak.

Aku—



“—— Apa yang sudah kau lakukan!!!!!!!”











Aku meneriakinya sambil mencengkram jubahnya.



“Aap kau tiadk tahu!!!!!! Kau seharusnya mahakuasa kan!!!!!! Seharusnya kau tahu!!!!!!! Adik macam apa itu!!!!!!”

“Hiiiii….hic”



Akhirnya.

Akhirnya, akhirnya, akhirnya akhirnya!!!

Saat aku merasa kalau aku sudah bebas dari cengkeraman adikku yang seperti iblis itu.....!!



“Kalau begitu aku tidak akan!! Bereinkarnasi!! Surga maupun neraka, kirim aku ke sana, kemanapun tidak masalah!!!!”

“Ma, maafkan aku…..!! Tak ada gunanya. Itu tidak mungkin!! Jika aku tidak mereinkarnasimu, maka aku—”



Apa—?

Bagaimana denganku?



“Eeeeeh!”



Saat aku mendengar ucapan dewa itu, pandanganku memudar.

Entah mengapa aku merasa sesuatu yang hangat mengalir di dalam tubuhku.

Pandanganku berubah menjadi putih——

*doki* *doki*

——Aku mendengar sesuatu dari belakang, kurasa aku mengenalnya.





Ini—— tidak mungkin….

Sepeti detak jantung Ibu…..?

Kesadaranku berada di Embrio.



“——Entah bagaimana, larilah!!”



Suara sang dewa terdengar dari kejauhan.


“Sembunyi, larilah, jangan sampai ketemu! Aku akan selalu menemanimu!!”



Bisakah aku melakukannya?

Berkata begitu, pada adikku yang telah menahanku selama lima tahun.......

Auliyaur Rahman

Seorang remaja yang tertarik menerjemahkan novel untuk kepuasan tersendiri.